LENSAPOST.NET — Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) mengajak pemuda dan remaja untuk memakmurkan masjid selama bulan Ramadan 1445 hijriyah, baik salat tarawih dan tadarus pada malam hari maupun kajian-kajian hukum Islam disaat malam hari.
“Seluruh kader dan pengurus BKPRMI kita harapkan menjadi pelopor dalam memakmurkan masjid. Selama Ramadan kita harapkan semua masjid harus hidup secara terorganisir dengan berbagai kegiatan,” ujar Sekretaris Umum DPD BKPRMI Aceh Timur, Tgk H. Muhammad Ishak, S.Pd.I, MA dalam siaran persnya, Senin (11/3/2024).
Menurut alumni Darussa’adah Cabang Idi Cut ini, dalam setiap kegiatan maka sudah selayaknya para kader dan pengurus diharapkan tetap berkoordinasi dengan Badan Kemakmuran Masjid (BKM) setempat. Begitu juga dalam berbagai kajian dan pelatihan yang dilakukan tentu perlu melibatkan semua pihak, termasuk alim ulama dan pimpinan Taman Pendidikan Alquran (TPA).
Kegiatan sederhana yang dapat dilakukan di tingkat desa, lanjut H. Muhammad Ishak, mengisi materi pesantren kilat atau Program Dinul Islam ke setiap sekolah, baik SD, SMP dan SMA sederajat. “Kegiatan lain adalah mengajari anak-anak mengaji berbagai irama tartil dan berpidato serta latihan azan. Ini lebih bermanfaat jika dilakukan pagi hingga siang dalam bulan Ramadan,” timpa Cek Mad, sapaan H Muhammad Ishak.
Begitu juga dengan pengurus DPK BKPRMI di tingkat kecamatan, Cek Mad meminta seluruh pengurus agar dapat bergabung dalam kegiatan Safari Ramadan yang dilaksanakan pihak kecamatan. “Bukan sebatas menjadi imam dan bilal, tapi pengurus BKPRMI harus berani tampul sebagai penceramah, sehingga dapat menyampaikan dakwah dalam wadah BKPRMI,” sebut Cek Mad.
Pihaknya mengapresiasi sejumlah DPK BKPRMI yang aktif bergabung dengan muspika dalam Safari Ramadan, seperti DPK BKPRMI Darul Aman, DPK BKPRMI Peureulak Barat dan DPK BKPRMI Idi Rayeuk serta beberapa DPK BKPRMI lainnya. “Kami akan bentuk Tim Safari Ramadan BKPRMI Aceh Timur dengan sasaran mengunjungi sejumlah DPK BKPRMI di Aceh Timur. Jadwalnya segera menyusul,” pungkas H. Muhammad Ishak (*).