LENSAPOST.NET-Anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang tergabung dalam wadah Komite Peralihan Aceh (KPA) dan Partai Aceh (PA) wilayah Batee Iliek menggelar zikir dan doa bersama memperingati Milad Gerakan Aceh Merdeka (GAM) ke-48. Acara tersebut dipusatkan di Kantor Partai Aceh Gampong Meunasah Blang, Kecamatan Kota Juang, Rabu (4/12/2024).
Pada kesempatan tersebut, Anggota DPRA, Rusyidi Mukhtar alias Ceulangiek, membacakan pidato Paduka Yang Mulia (PYM) Wali Nanggroe Tengku Malik Mahmud Al-Haythar.
Pada kesempatan tersebut, Ceulangiek menyampaikan pesan Wali Nanggroe. Ia mengatakan momentum peringatan Milad GAM ke-48 mengingatkan kita semua akan masalah-masalah yang masih kita hadapi.
Seperti belum optimalnya realisasi berbagai isi perjanjian damai antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dengan Pemerintah Republik Indonesia sebagaimana amanat Perjanjian MoU Helsinki, 15 Agustus 2005 yang hari ini sebagian telah dimaktubkan dalam Undang Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh.
Wali Nanggroe dalam amanannya yang dibacakan oleh Ceulangiek juga meminta kepada anggota KPA seluruh Aceh, kepengurusan Partai Aceh serta seluruh underbow (MUNA, Putroe Aceh, Inong Balee, Muda Seudang Aceh dan JASA) agar tetap menjadi bangsa besar yang dapat berdiri sendiri atas dasar tujuan dan cita-cita dari leluhur.
“Kita tidak boleh menjadi bangsa miskin dan bodoh hanya bisa menghabiskan hasil dan kandungan alam secara menyeluruh, harus terus belajar dan berjuang,”kata Wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud Alhaytar.
Menurut Wali Nanggroe dalam kesempatan ini, sangat diperlukan gagasan dan ide cemerlang, yang bermula dari proses awal perjuangan yang telah, sedang dan akan kita jalankan di masa-masa akan datang, sehingga dunia Internasional bisa melihat bahwa, apa yang Aceh lakukan hari ini adalah demi hak asasi dan kebebasan dalam menentukan nasib sendiri dan pemerintahan sendiri (self determination and self government).
Rusyidi Mukhtar dalam sambutan juga menambahkan dan berharap kepada aparat keamanan yang hadir untuk dapat menyampaikan kepada Pemerintah Republik Indonesia bahwa kami sekarang tidak menuntut lagi kemerdekaan.
“Kami sekarang ini tidak menuntut lagi kemerdekaan, tetapi yang kami tuntut sekarang adalah perjanjian yang sudah dituangkan dalam MoU Helsinki belum optimal realisasinya agar diselesaikan secara bertahap, dalam jangka waktu 5 tahun ini dapat diselesaikan,”kata anggota DPRA Dapil III Bireuen ini.
Kegiatan Milad ke-48 yang diperingati GAM Wilayah Batee Iliek dihadiri Ketua KPA/PA Wilayah Batre Iliek, Darwis Jeunieb dan pengurus, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Rusyidi Mukhtar alias Ceulangik, anggota DPRK Bireuen dari Partai Aceh, anggota KPA/PA, dan kader serta simpatisan Partai Aceh. (Fajri Bugak)