LENSAPOST.NET – Mukminah sudah menekuni usaha pembuatan kuliner Aceh sejak 14 tahun yang lalu. Salah satu usaha andalannya adalah kue bhoi, bolu khas Aceh.
Kue Bhoi adalah kue tradisional khas Aceh, kue ini wajib dibawa saat pesta perkawinan sebagai seserahan. Kue Bhoi banyak ditemui di pasar dan toko-toko di Aceh.
Kue bolu bhoi memiliki tekstur bagian luar kering renyah, namun cukup lembut di bagian dalamnya, Bhoi sendiri artinya bolu dalam bahasa Aceh. sebagainya dengan ciri khas Kue boi ini adalah teksturnya yang kasar dan ukurannya yang lebih kecil serta padat jika dibandingkan dengan kue yang lainnya.
Pembuatannya yang masih dengan peralatan seadanya, pergantian bahan baku pembuatan kue bhoi ini karena mudah mendapatkan beras yang jadi bahan baku utama. Bahan baku lainnya yaitu telur. Pada umumnya Kue Bhoi dipanggang dengan cetakan khusus sampai tekstur luarnya kering, akan tetapi didalamnya tetap lembut.
Salah seorang pembuat kue Bhoi, bernama Mukminah, ia sudah sejak tahun 2009 lalu memproduksi berbagai macam kue Bhoi. Hasil produksi kue Bhoi miliknya ini dijual dan dititipkan di warung-warung terdekat.
Ia mengatakan usaha kue kering yang ia geluti berawal karena tradisi hidangan dan hantaran kue kering saat perayaan atau pesta.
Biasanya kue Bhoi Mukminah akan di produksi jika ada pesanan dari pembeli. Biasanya pembeli akan memesan untuk acara-acara besar seperti acara pesta pernikahan dan acara besar lainnya.
Dalam proses pembuatannya, Mukminah bisa memproduksi sebanyak 10 sampai 20 kilogram tepung untuk membuat kue Bhoi. Perkilogramnya dia akan menjual seharga Rp 120 ribu saja.
Meskipun hanya produksi rumahan, Mukminah juga memproduksi berbagai macam kue yang lain, mulai dari kue bawang, kacang tojin dan berbagai kue lainnya. Mukminah biasanya akan memproduksi kue-kue tersebut seminggu sekali.
Untuk harga kue bawang, Mukminah akan menjual dengan harga Rp 8 ribu perbungkusnya. Perbungkus hanya diisi dengan kemasan satu ons.
Sejarah asal usul mula kue bhoi dari adat istiadat. Dulu, Kue Boi ini biasa dijadikan seserahan yang diberikan oleh mempelai pria kepada mempelai wanita pada acara pernikahan. Tapi seiring dengan perkembangan zaman, Kue ini beralih fungsi menjadi buah tangan jika berkunjung ke rumah sanak saudara, khitanan maupun kelahiran.