LENSAPOST.NET – Harga beras lagi melonjak. Menurut Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Isy Karim secara nasional dibanding bulan lalu, harga rata-rata beras medium naik 5,74% menjadi Rp 12.900/kg.
Sementara beras premium naik 4,26% menjadi Rp 14.700. Apa penyebab lonjakan harga beras in? Menurut Isy ada 2 pemicunya.
Pertama, berkurangnya pasokan beras dalam negeri akibat berakhirnya masa panen. Kedua, penurunan produksi karena efek El Nino.
“Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kenaikan harga beras diantaranya menipisnya pasokan beras di dalam negeri akibat mengingat berakhirnya masa panen dan penurunan produksi efek El Nino,” terang Isy kepada detikcom, Jumat (15/9/2023).
Mengantisipasi kondisi tersebut pemerintah menyediakan stok beras di atas 25.000 ton di PIBC (Pasar Induk Beras Cipinang) sejak13 September 2023. Dalam seminggu terakhir, stok beras mencapai 2.500 ton.
Selain itu, sebanyak 1,6 juta ton stok beras tersedia di Bulog dan akan terus bertambah.
Yang jelas, lonjakan harga beras memicu keluhan masyarakat. Di antaranya, pedagang beras eceran dan penjual nasi uduk. Mereka mengeluh tidak mendapatkan keuntungan dan daya beli yang terus menurun.
Salah satu pedagang beras bernama Akmal mengatakan sejak kenaikan beras yang terus berlangsung hampir setiap hari berpengaruh pada pembelian stok beras selanjutnya dan daya beli ya menurun. Tak jarang, dia harus menombok.
“Harga berasnya tuh jauh dari pembeliannya. Jadi, kadang-kadang nombok. Karena setiap belanja, harganya naik naik terus. Jadi, nggak ada untungnya,” kata Akmal saat ditemui detikcom.
Selain itu, penjual nasi uduk bernama Ida mengatakan kenaikan harga beras membuatnya dilema. Selain keuntungan yang menurun, dia juga tidak bisa menaikkan harga jual nasi uduk karena pernah diprotes pembeli.
“Enggak pada mau dinaikkin. Kadang ada yang udah tahu harga mahal, ya mau. Kalau yang nggak ngerti, ya bilang udah sedikit aja yang penting (harga) disamain kayak yang kemarin,” ujarnya. [detik.com]
