Opini  

Abu MUDI Sosok Legitimator Politik dan Almujaddid Millenial

ACEH dikenal sebagai wilayah yang kental dengan tradisi keislaman, di mana peran ulama tidak hanya terbatas pada bidang agama, tetapi juga mencakup pengaruh yang signifikan dalam dinamika sosial dan politik. Salah satu tokoh sentral dalam perkembangan ini adalah Abu H. Syekh Hasanoel Bashry HG atau yang akrab disapa Abu MUDI. Sebagai pengasuh Pondok Pesantren Ma’hadal Ulum Diniyah Islamiyah (MUDI) Mesjid Raya Samalanga, beliau merupakan figur yang dihormati di Aceh dan luar daerah.

Abu MUDI dikenal sebagai ulama dengan dedikasi tinggi dalam bidang pendidikan, dakwah, dan politik. Kontribusi beliau tidak hanya melahirkan generasi yang terdidik secara agama, tetapi juga membentuk paradigma baru tentang bagaimana Islam dapat menjadi solusi bagi tantangan modern. Di sisi politik, pengaruhnya terlihat melalui inisiatif mendirikan partai politik yang berlandaskan nilai-nilai Islam untuk menciptakan perubahan nyata di Aceh.

Salah satu kontribusi terbesar Abu MUDI adalah dalam dunia pendidikan. Beliau mendirikan berbagai lembaga pendidikan berbasis pesantren yang telah melahirkan banyak ulama, akademisi, dan pemimpin masyarakat. Pesantren yang diasuhnya menjadi pusat pendidikan yang mengintegrasikan ilmu agama dan ilmu dunia, menjadikannya salah satu pondok pesantren terkemuka di Indonesia.

Abu MUDI juga mendirikan Universitas Islam Al Aziziyah Indonesia (UNISAI) Samalanga, sebuah universitas yang dirancang untuk menjawab kebutuhan zaman. Kampus ini menjadi simbol dari visi Abu MUDI dalam menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki integritas moral yang tinggi. Dengan kurikulum yang memadukan nilai-nilai keislaman dan kompetensi profesional, UNISAI menjadi pusat keilmuan yang membanggakan masyarakat Aceh.

Tataran lingkup dakwah, Abu MUDI memprakarsai gerakan Tastafi (Tasawuf, Tauhid, dan Fiqih) yang bertujuan untuk mendekatkan ajaran Islam kepada masyarakat dengan cara yang relevan dan mudah dipahami. Melalui Tastafi, beliau berhasil membawa pembaharuan dalam cara penyampaian dakwah, sehingga lebih sesuai dengan tantangan zaman modern.

Tantangan dari Peran Abu MUDI dalam Dinamika Politik

Sebagai seorang ulama, Abu MUDI memiliki pandangan bahwa politik adalah bagian dari ibadah jika dijalankan dengan niat yang benar dan berlandaskan nilai-nilai Islam. Langkah konkret beliau dalam dunia politik terlihat dengan berdirinya Partai PAS Aceh, sebuah partai yang didirikan untuk memperjuangkan kepentingan rakyat Aceh berdasarkan prinsip-prinsip keislaman.

Kemunculan Partai PAS Aceh menjadi fenomena yang menarik dalam lanskap politik Aceh. Dalam waktu singkat, partai ini mampu menunjukkan eksistensinya di tingkat lokal. Keberhasilan ini menunjukkan kemampuan Abu MUDI dalam membaca kebutuhan masyarakat Aceh yang menginginkan politik yang lebih bermakna dan berpihak kepada rakyat.

Abu MUDI tidak hanya berkiprah di dunia pendidikan dan dakwah, tetapi juga memberikan perhatian serius terhadap politik. Pada tahun 2023, beliau mendirikan Partai PAS Aceh, yang menjadi fenomena baru dalam politik lokal Aceh. Dalam waktu singkat, partai ini meraih pencapaian luar biasa : 4 kursi di DPRA, 16 kursi di DPRK, 3 kepala daerah di kabupaten / kota.

Kesuksesan ini menjadi bukti analisis politik Abu MUDI yang tajam dan visinya untuk menjadikan politik sebagai alat perjuangan demi kemaslahatan umat. Dalam pandangannya, demokrasi harus digunakan untuk memperjuangkan hak-hak rakyat, bukan sekadar alat kekuasaan.

Keberhasilan Partai PAS Aceh juga menunjukkan bahwa meskipun Abu MUDI berangkat dari dunia pesantren, beliau memiliki pengaruh yang melampaui batas-batas agama, menjangkau seluruh elemen masyarakat Aceh. Hal ini mengukuhkan legitimasi politik beliau sebagai seorang ulama yang memahami kebutuhan umat secara holistik.

Perjalanan politik Abu MUDI tidak lepas dari tantangan. Meskipun beliau memiliki pengaruh besar, dukungan dari beberapa murid, alumni, dan kerabat terkadang tidak sepenuhnya solid. Fenomena ini menunjukkan bahwa tidak semua orang di lingkaran terdekat beliau sejalan dengan visi politiknya. Faktor seperti perbedaan perspektif, kompleksitas politik Aceh, Unsur Politik Transaksional dan sejenis nya menjadi tantangan utama dalam mewujudkan visi politik Abu MUDI.

Dinamika dan fenomena meskipun demikian, namun, beliau tetap istiqamah dan konsisten dalam prinsip, menunjukkan bahwa perjuangan politiknya adalah untuk kemaslahatan umat, bukan kepentingan pribadi.

Sosok Abu MUDI tetap berkomitmen untuk melanjutkan perjuangan politiknya. Beliau melihat perbedaan dan tantangan ini sebagai bagian dari dinamika demokrasi yang harus dijalani dengan kesabaran dan konsistensi.

Abu MUDI sebagai Al-Mujaddid Milenial

Abu MUDI debagai seorang mujaddid di era millenial seperti saat ini, Abu MUDI telah membuktikan kemampuannya dalam menghadirkan pembaharuan tanpa meninggalkan esensi ajaran Islam. Beliau mampu menjembatani tradisi keislaman dengan tantangan modern, menjadikan Islam relevan di berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan, dakwah, dan politik.

Sementara itu dalam bidang sosial, Abu MUDI terlibat aktif dalam berbagai program pemberdayaan masyarakat. Melalui gerakan dakwah Tastafi, beliau membangun kesadaran spiritual masyarakat sekaligus memberikan solusi atas berbagai persoalan kehidupan. Di bidang pendidikan, beliau terus mendorong inovasi agar generasi muda Aceh dapat bersaing di tingkat nasional dan global.

Keberanian Abu MUDI untuk terjun ke dunia politik juga menunjukkan bahwa beliau memahami pentingnya peran ulama dalam menciptakan kebijakan yang berpihak kepada rakyat. Beliau meyakini bahwa politik bukanlah sesuatu yang harus dihindari, tetapi dikelola dengan bijaksana agar menjadi alat untuk mewujudkan keadilan sosial.

Abu MUDI merupakan figur ulama yang memiliki kontribusi luar biasa dalam berbagai bidang. Dedikasinya di dunia pendidikan, dakwah, dan politik menjadikannya sosok panutan yang dihormati di Aceh dan luar daerah. Keberhasilan Abu MUDI dalam mendirikan UNISAI dan program magisternya juga pendidikan mua’dalah, Ma’had Aly (S-1) dan Marhalah Tsani (S-2) di lingkungan pendidikan Dayah serta Partai PAS Aceh merupakan bukti nyata dari visi besar yang dimilikinya untuk menciptakan perubahan yang signifikan.

Berdasarkan catatan penulis, perjalanan politiknya tidak selalu mulus, Abu MUDI tetap konsisten dalam prinsip, menjadikan beliau sebagai simbol keteladanan dalam menghadapi tantangan modernitas. Sebagai seorang mujaddid milenial, beliau telah memberikan inspirasi tentang bagaimana Islam dapat menjadi solusi bagi berbagai persoalan kehidupan.

Abu MUDI tidak hanya membangun Aceh melalui pendidikan dan dakwah, tetapi juga melalui peran aktifnya di dunia politik. Dengan keberanian dan ketulusan, beliau menunjukkan bahwa ulama dapat menjadi motor penggerak perubahan yang berlandaskan nilai-nilai Islam. Perjuangan beliau adalah teladan tentang bagaimana agama, tradisi, dan modernitas dapat bersinergi untuk menciptakan masyarakat yang adil dan sejahtera.

Sosok Almujaddid dan pemimpin yang memiliki visi besar, Abu MUDI terus melangkah dengan keyakinan bahwa perubahan tidak hanya terjadi di atas mimbar, tetapi juga melalui kebijakan yang nyata dan berdampak. Aceh, dengan segala potensinya, kini memiliki harapan besar untuk masa depan yang lebih baik di bawah bimbingan tokoh-tokoh seperti Abu MUDI dan diharapkan cita-cita Abu MUDI dapat terwujud dalam membumikan kebaikan dan perbaikan di segala lini kehidupan serta dukungan murid dan keluarga besar MUDI dan Dayah menjadi hal sangat urgen. Sudahkah kita berkontribusi dan memberikan senyuman kebahagiaan untuk tercapainya cita-cita Abu MUDI?

Wallahu Muwaffiq Ila Aqwamith Thariq

Tgk Syahrul Jangka Buya

Mahasiswa S-2 UNISAI Samalanga, Alumni MUDI Samalanga serta Pengurus PCNU Pidie Jaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *