LENSAPOST.NET — Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Al-Aziziyah Sabang, Dr. Tgk. Muslem Hamdani, MA, tampil sebagai orator ilmiah dalam acara tasyakur kelulusan dan orasi ilmiah santri Dayah Ruhul Falah Samahani.
Dalam pidatonya yang penuh hikmah, beliau mengangkat tema “Anak Sebagai Penolong Orang Tua”, sebuah pesan mendalam bagi para santri yang bersiap kembali ke tengah masyarakat.
Acara yang berlangsung di aula utama Dayah Ruhul Falah itu dihadiri ratusan santri, wali santri, tokoh masyarakat, dan tamu undangan.
Momen orasi ilmiah ini menjadi puncak acara tahunan yang mencerminkan hasil pendidikan dan pembinaan karakter selama para santri menimba ilmu di dayah.
Dalam orasinya, Dr. Muslem mengingatkan bahwa dalam Islam, anak bukan sekadar amanah, tetapi juga investasi akhirat bagi orang tua. Ia mengutip sabda Rasulullah SAW:
“Apabila anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah semua amalannya kecuali tiga perkara: sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang saleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim)
Menurutnya, peran anak sebagai penolong orang tua bukan hanya dalam aspek ekonomi atau sosial, melainkan yang paling utama adalah ketika anak menjadi sumber pahala dan ampunan bagi orang tuanya.
“Kita bisa saja membalas kebaikan orang tua dengan uang dan materi, tapi itu belum sebanding. Yang lebih utama adalah menjadikan diri kita anak yang saleh — doanya terus mengalir, akhlaknya menjaga nama baik orang tua, dan ilmunya menjadi amal jariyah bagi mereka,” ujar Dr. Muslem dengan nada haru.
Lebih jauh, beliau menekankan bahwa pendidikan di dayah bukan hanya soal hafalan atau ilmu, melainkan pelatihan karakter untuk menjadi pribadi yang memiliki birrul walidain — berbakti kepada orang tua.
“Santri jangan hanya pandai membaca kitab, tapi juga harus menjadi anak yang tahu diri dan tahu balas budi. Kalau tidak bisa membahagiakan orang tua dengan harta, bahagiakan mereka dengan akhlak,” tambahnya.
Menjelang akhir orasi, Dr. Muslem mengingatkan bahwa selepas dari dayah, para santri memulai babak baru. Ilmu yang diperoleh harus diamalkan, dan perjuangan orang tua harus dihargai sepenuh hati.
“Saat kalian pulang, bawa nama baik dayah dan bawa harapan orang tua. Jangan sia-siakan pengorbanan mereka. Jadilah penyejuk hati dan penerang kubur mereka kelak,” pesan beliau.
Orasi ilmiah ditutup dengan doa khusus yang dipimpin langsung oleh Dr. Muslem, ditujukan kepada seluruh orang tua para santri — baik yang masih hidup maupun yang telah wafat — agar senantiasa dilimpahkan keberkahan, kesehatan, dan balasan terbaik dari Allah SWT.
Pimpinan Dayah Ruhul Falah Samahani, Tgk. Muhammad Hafiz, SE, menyampaikan apresiasi atas kehadiran dan orasi yang disampaikan oleh Dr. Muslem. Ia menilai tema yang diangkat sangat relevan dan menyentuh hati.
“Ini bukan sekadar orasi ilmiah, tapi juga wejangan ruhani yang menjadi bekal hidup. Kami sangat berterima kasih dan berharap kerja sama antara Dayah dan STIS Al-Aziziyah dapat terus terjalin erat di masa mendatang,” ucapnya.
Acara ditutup dengan penyerahan ijazah kepada para santri yang telah menyelesaikan pendidikannya, penghargaan kepada santri berprestasi, serta pemberian cenderamata kepada narasumber.