Ecoprint Bisnis Pakaian Ija Lhee Sagoe yang Ramah Lingkungan

Fashion designer yang menggunakan teknik ecoprint

LENSAPOST.NET – Zaman sekarang dunia fashion terus berkembang dan memperbaharui cara produksi suatu produk. Apalagi, pembuatan kain menggunakan pewarna alami sudah semakin tertinggal karena dunia semakin praktis.

Meskipun dunia fashion saat ini memilih cara yang mudah, tetapi masih ada fashion designer yang menggunakan produk-produknya dari bahan alam. Salah satu teknik dalam fashion adalah ecoprint, ecoprint ini merupakan salah satu metode pembuatan kain memanfaatkan pewarna alami dari tanin atau zat warna daun, akar atau batang yang diletakan pada sehelai kain, kemudian kain tersebut direbus.

Untuk pemilihan kainnya sendiri harus yang berasal dari serat alami agar warna yang dihasilkan dari tanin daun mampu meresap sempurna dan tahan lama, dengan kain dan bahan warna alami akan mengurangi resiko kesehatan seperti alergi, bahkan pencemaran lingkungan dari proses pembuatan. Daun yang digunakan dapat ditemui hampir diseluruh Indonesia sebagai ciri khas flora Indonesia, seperti kayu secang, akar dan daun mengkudu, daun jati, daun jarak, serta daun ketapang.

Fashion designer yang menggunakan teknik ecoprint

Teknik ini memang memakan waktu yang lama dibandingkan menggunakan pewarna sintetis, namun hasil yang didapat lebih aman dibandingkan menggunakan pewarna buatan. Ecoprint sendiri sudah banyak ditemui diluar wilayah negara Indonesia yang artinya hal ini bukanlah ide baru, namun bahan yang digunakan jauh berbeda, seperti zat warna yang diperoleh dari besi berkarat, daun maple, daun indigo, dan daun eucalyptus.

Fashion designer yang menggunakan teknik ecoprint adalah Dewi Malahayati. Sejak tahun 2018 Dewi mulai menggeluti usaha fashion, awalnya Dewi memang bisa menjahit dan sering mengikuti dan membuka lembaga khusus pelatihan.

Seiring berjalannya waktu, Dewi mulai percaya diri dengan hasil karyanya, hingga akhirnya memutuskan untuk menghasilkan produk ecoprint yang diberikan Ija Lhee Sagoe (ILS). Produk ecoprint miliknya sudah terkenal di seluruh Aceh, hingga keluar Aceh.

Fashion designer yang menggunakan teknik ecoprint

Memiliki alamat produksi di Kuta Blang, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, Dewi juga mempekerjakan 10 orang karyawan dalam proses produksi semua produk-produknya.

Untuk proses pembuatan kain ecoprint memerlukan waktu selama dua hari. Kain yang ingin dicat menggunakan daun alam tersebut, di cuci dan dibersihkan terlebih dahulu, lalu kemudian semua kain akan ditempel dengan dedaunan, proses selanjutnya kain dan daun akan dikukus selama dua jam.

Dalam seminggu, Dewi dapat memproduksi 1.000 potong kain ecoprint, kain-kain dan produk ecoprint akan ditaruh dan dijual ke toko-toko kain langganannya. Selain itu, Dewi juga mendistribusikan ke toko luar Aceh.

Selain memproduksi kain ecoprint, Dewi juga memproduksi kemeja, bawahan, dan bordir. Untuk harga produk ecoprint pertiga meter Rp 500 ribu sementara untuk baju bordir mulai dari Rp 300-500 ribu.

Saat ini, Dewi juga gencar dan aktif mengikuti semua kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah. Selain itu, untuk melihat produk ecoprint ILS dapat mengunjungi alamat Instagram @ija.oenkayee

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *