LENSAPOST.NET – Pembangunan konektivitas jaringan internet di daerah nirsinyal (blank spot) provinsi Nangroe Aceh Darussalam terus digenjot Kementerian Komunikasi dan Infromatika (Kominfo). Hal ini sebagai upaya mendukung penuh digitalisasi di bumi Serambi Mekah tersebut.
Demikian dikatakan Wakil Menteri Kominfo, Nezar Patria, dalam keterangannya terkait Kuliah Umum: Membentuk Karier Masa Depan di Era Berbasis AI di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Aceh, seperti dikutip pada Selasa (27/2/2024).
“Memang itu hal yang paling basic terutama soal infrastruktur yang berkaitan dengan konektivitas yang ada di Aceh,” ujar Wamenkominfo.
Menurut Nezar Patria, konektivitas menjadi kebutuhan mendasar dalam percepatan transformasi digital, selain ketersediaan talenta digital sebagai pengguna teknologi digital.
Untuk itu, Kementerian Kominfo telah bekerja sama dengan Dinas Kominfo Pemerintah Provinsi Aceh untuk memetakan wilayah-wilayah yang masih dalam kondisi blankspot.
Dia juga mengaku telah berkomunkasi dengan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika (Ditjen PPI) Kementerian Kominfo untuk sinergi data agar percepatan pengurangan area blankspot segera ditindaklanjuti.
“Kalau tidak salah, sekitar 100 lokasi blankspot. Kalau nggak salah ya,” ungkapnya.
Selain itu Wamenkominfo menyatakan akan berkoordinasi dengan penyelenggara layanan telekomunikasi seluler untuk mengatasi area blankspot yang masuk kategori layanan komersil.
Koordinasi tersebut dilakukan agar segera memfasilitasi akses konektivitas di daerah tersebut.
“Untuk yang kategori 3T (daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar), kita akan meminta BAKTI (Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi Kementerian Kominfo) untuk melakukan evaluasi dan juga mengidentifikasi titik-titik mana saja yang bisa dibangun,” jelas Wamen Nezar.
Selain membangun infrastruktur digital, Kementerian Kominfo juga mendorong kesiapan sumber daya manusia (SDM) Aceh agar mampu memanfaatkan konektvitas digital dengan optimal.
Oleh karenanya, Wamenkominfo mengajak mahasiswa Aceh memperluas cakrawala berpikir, terutama dalam bisang sains dan teknologi agar mampu bersaing dengan masyarakat global.
“Karena kita hidup di abad 21 adalah abad digital, maka gunakan kesempatan ini untuk belajar memperluas cakrawala tentang perkembangan sains dan teknologi tentunya terutama soal digital,” tandas Nezar Patria.