LENSAPOST.NET – Mengkonsumsi sirup buah sudah menjadi kegiatan yang lumrah bagi masyarakat Indonesia. Selain menjadi minuman penyegar, sirup juga sudah menjadi salah satu produk andalan untuk oleh-oleh bagi orang-orang yang sedang berkunjung ke suatu daerah.
Walaupun sudah banyak sirup yang berasal dari pabrikan besar, tetap saja banyak orang lebih suka membeli sirup industri rumahan khas daerah sebagai buah tangan.
Tak pelak, bisnis sirup buah rumahan cukup menjanjikan. Tengok saja pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang digeluti Mukhtar sekaligus owner Usaha Dagang (UD) Senang Jaya, sudah sejak tahun 2020 ia mulai memproduksi banyak sirup. Meskipun hanya usaha rumahan tapi dirinya bisa memproduksi ratusan botol sirup.
“Karena kita sirup musiman paling laku saat bulan puasa dan lebaran, kalau harian mungkin relatif sedang,” kata Mukhtar, 17 April 2023.
Jika hari puasa dan lebaran, kata Mukhtar, ia lebih sering memproduksi sirup tersebut sekitar seminggu sekali. Namun jika hari biasanya, hanya memproduksi sirup 10 hari sekali atau sebulan hanya dua kali.
“kalau sekali produksi diproduksi bisa sampai 80 lusin,” jelasnya.
Sirup dengan merek Kelapa Gading ini memiliki tiga varian rasa, yaitu rasa sirup Raspberry, rasa Nanas dan Rasa Melon. Untuk proses pembuatannya sendiri menggunakan air, gula pasir dan pasta.
“Untuk rasa raspberry tidak pakai pasta, kecuali untuk nanas dan melon,” ujarnya.
Ketika pesanan membludak diwaktu puasa dan lebaran, biasanya Mukhtar juga mempekerjakan orang-orang sekitar untuk memproduksi dan mencuci botol-botol yang akan di gunakan.
Saat ini, ia terus memproduksi sirup dirumahnya yang berlokasi di Gampong Cot Seunong, Kecamatan Montasik, Kabupaten Aceh Besar. Harga sirup buatannya sekitar Rp 120 per lusinya.
Produksi sirup Mukhtar juga sudah terjual di wilayah seputaran Aceh Besar, Banda Aceh dan Aceh Jaya. Biasanya, dirinya juga sering mengikuti pelatihan UMKM dan bazar yang diselenggarakan oleh pemerintah agar masyarakat lebih mengenal produknya.
