LENSAPOST.NET – Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumut semakin mendekat, memicu kebutuhan akan konsistensi dan energi dari pemerintah Aceh dalam menata sarana prasarana jalan yang menjadi tanggung jawab provinsi. Salah satu prioritas yang mendesak adalah penataan dan perbaikan jalan Teuku Iskandar yang menghubungkan Beurawe – Lambhuk, Simpang BPKP – Ulee Kareng
Begitu juga dengan jalan menuju Cot Irie -Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar.
Menurut pengamat sosial, politik dan pembangunan dari Universitas Abulyatama (Unaya), Usman Lamreung, jalan ini merupakan akses vital yang menghubungkan Bandara SIM dengan kota, namun telah mengalami kerusakan parah dan berlubang.
Sementara tingkat kemacetan dari Lambhuk hingga Ulee Kareng semakin meningkat karena kondisi jalan yang rusak, yang tidak cukup hanya diperbaiki secara sementara, tetapi membutuhkan perbaikan permanen.
“Sudah harus segera diperbaiki dengan permanen, bukan hanya ditambal seperti menambal ban mobil, besok bocor lagi,”kata Usman kepada LensaPost.net, Senin 6 Mei 2024.
Karena itu, kata dia, kondisi ini semakin mendesak mengingat PON akan segera dilaksanakan, yang akan meningkatkan jumlah pengguna jalan, termasuk tamu yang datang.
Namun, hingga saat ini, jalan di Ulee Kareng belum juga diperbaiki dengan baik. Perbaikan yang dilakukan hanya sebatas penambalan sementara yang tidak bertahan lama. Hal ini seharusnya menjadi tanggung jawab Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi.
Oleh karena itu, dia menyerukan kepada PUPR Provinsi untuk segera mengambil tindakan dalam memperbaiki jalan Teuku Iskandar dari Berawe hingga Blang Bintang. Hal ini sangat penting mengingat tingkat kepadatan lalu lintas, risiko kecelakaan, dan kemacetan yang sering terjadi.
“Harus segera menata kembali jalan tersebut selain padat, rawan kecelakaan dan juga macet,”kata Usman.
Selain itu, Bundaran Simpang Ulee Kareng juga harus segera dibangun oleh Pemerintah Kota (Pemko), dan Pemerintah Aceh perlu menunjukkan komitmen serius dalam menata Ulee Kareng menyambut PON. Ulee Kareng memiliki potensi pariwisata kuliner dan kopi Aceh yang tidak boleh dilewatkan.
Akademisi Unaya ini pun, menyatakan penghindaran atas alasan anggaran tidak cukup tidak dapat diterima lagi. Komitmen untuk memperbaiki jalan dengan penataan yang baik, termasuk mengatasi masalah pedagang kaki lima yang mengganggu lalu lintas, harus diwujudkan oleh Pemerintah Aceh dan Pemko.
Dimana pembangunan jalan dan penataan Bundaran Simpang Ulee Kareng ini telah terhenti lama dan harus segera dimasukkan kembali dalam anggaran untuk dilanjutkan.
“Pemerintah Aceh dan Pemko haruslah sama-sama punya komitmen,”tegasnya. []