LENSAPOST.NET–Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Aceh, Marlina Muzakir, menghadiri Rapat Kerja Nasional (Rakernas) X PKK Tahun 2025 yang diselenggarakan di Convention Hall, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Selasa, 8 Juli 2025.
Kehadiran Marlina menandai keseriusan PKK Aceh dalam menguatkan peran strategis perempuan dan keluarga dalam pembangunan daerah.
Marlina didampingi oleh istri Wakil Gubernur Aceh, Mukharamah Fadhullah. Keduanya bergabung bersama Ketua TP PKK provinsi dan kabupaten/kota dari seluruh Indonesia. Acara ini juga dihadiri oleh Ketua Umum TP PKK Pusat, Ny. Tri Tito Karnavian, Wakil Menteri Dalam Negeri RI, Ribka Haluk, serta para pengurus pusat lainnya.
Rakernas X PKK 2025 mengangkat tema “Sinergi dan Kolaborasi Menuju Keluarga Sejahtera dan Tangguh Wujudkan Indonesia Maju.” Forum ini bertujuan menyelaraskan kembali pelaksanaan 10 Program Pokok PKK dengan kebijakan nasional, serta mendorong peran kelembagaan PKK sebagai motor penggerak pembangunan berbasis keluarga.
Dalam forum nasional ini, diluncurkan tiga dokumen strategis sebagai arah baru gerakan PKK, yakni Rencana Induk Gerakan PKK 2025–2029, Strategi Gerakan PKK, serta Petunjuk Teknis Tata Kelola Kelembagaan PKK. Dokumen tersebut diharapkan menjadi pedoman kerja seluruh jajaran TP PKK dalam menghadapi tantangan pembangunan yang semakin kompleks.
Ketua TP PKK Aceh, Marlina Muzakir, menyampaikan bahwa Rakernas ini memberikan ruang untuk menyatukan visi dan strategi antarwilayah dalam membangun keluarga yang tangguh dan sejahtera. Ia menegaskan bahwa seluruh hasil Rakernas akan segera ditindaklanjuti secara konkret hingga ke tingkat gampong di Aceh.
“Rakernas ini menjadi forum strategis yang tidak hanya merumuskan arah kebijakan, tetapi juga membangun semangat bersama untuk bergerak dari pusat hingga ke desa. PKK Aceh siap bekerja, memastikan seluruh program menyentuh langsung masyarakat,” ujar Marlina.
Ketua Umum TP PKK Pusat, Ny. Tri Tito Karnavian, dalam arahannya menyampaikan bahwa Gerakan PKK harus terus beradaptasi dengan perkembangan zaman, terutama dalam menghadapi era digital dan dinamika sosial yang cepat berubah.
“PKK tidak boleh tertinggal. Kita harus mampu menjawab tantangan dengan kreativitas dan inovasi. Program yang kita jalankan harus berbasis data, berkelanjutan, dan berdampak nyata bagi keluarga,” kata Tri Tito.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antardaerah dalam berbagi praktik terbaik. Menurutnya, tidak ada satu pendekatan tunggal yang bisa diterapkan di semua wilayah, tetapi semangat gotong royong dan saling belajar harus diperkuat.
“Kita ingin PKK menjadi organisasi yang terbuka dan belajar. Apa yang berhasil di satu daerah bisa menjadi inspirasi untuk daerah lain. Inilah kekuatan kita: jaringan, kepercayaan masyarakat, dan semangat pengabdian,” ujarnya.
Tri Tito juga mengingatkan seluruh kader agar tidak hanya fokus pada pelaksanaan program secara administratif, tetapi juga membangun kedekatan emosional dengan masyarakat.
“Kekuatan PKK adalah kedekatan dengan keluarga-keluarga Indonesia. Oleh karena itu, kita harus hadir bukan hanya dalam rapat, tetapi di tengah-tengah masyarakat. Dengarkan kebutuhan mereka, dan jadilah bagian dari solusi,” tambahnya.
Sementara itu, Wakil Menteri Dalam Negeri RI, Ribka Haluk, memberikan apresiasi terhadap peran aktif PKK sebagai mitra strategis pemerintah, khususnya dalam pengentasan stunting, pendidikan keluarga, dan pemberdayaan ekonomi rumah tangga.
“Gerakan PKK terbukti mampu menjangkau masyarakat hingga ke lapisan terbawah. Ibu-ibu PKK bukan hanya pelengkap, tetapi ujung tombak dalam pembangunan berbasis keluarga,” kata Ribka.
Rakernas X PKK berlangsung selama tiga hari dengan berbagai sesi pleno, diskusi panel, serta pameran program unggulan dari seluruh daerah. TP PKK Aceh turut memperkenalkan inovasi dan praktik baik yang telah dilakukan di lapangan, sebagai bentuk kontribusi terhadap penguatan gerakan nasional.
Melalui Rakernas ini, Marlina Muzakir menegaskan komitmennya untuk terus membawa PKK Aceh sebagai mitra pembangunan yang aktif, adaptif, dan solutif, menjangkau keluarga-keluarga hingga ke pelosok, serta memastikan bahwa semangat pemberdayaan tetap hidup di tengah masyarakat.