LENSAPOST.NET- Puluhan anak-anak Sekolah Dasar Negeri SDN 1 Panton Luas Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan, harus mempertaruhkan nyawanya demi mendapatkan ilmu di bangku sekolah dasar, karena setiap harinya Anak-anak yang bersekolah di SDN tersebut bolak balik harus melewati jembatan yang sudah rusak parah.
Seperti yang disampaikan oleh ketua pemuda Panton Luas T. Mahlil Akbar, kepada Wartawan mengatakan, Kalau dirinya sebagai ketua pemuda meminta kepada Pemerintah setempat, agar tanggap dan peduli dengan keadaan jembatan Gantung yang berada di Desa Panton luas ini.
“Jembatan itu sudah rusak parah, namun setiap saat harus di lalui oleh masyarakat, baik anak anak maupun orang tua, sebab untuk menuju Sekolah Dasar Negeri satu Panton Luas, serta menuju masjid seluruh masyarakat baik perempuan, orang tua, maupun anak-anak harus melewat jembatan yang rusak parah tersebut,” katanya. Selasa 31 Oktober 2023.
Lanjutnya, karena tidak ada jalan Alternatif lain, apakah harus menunggu korban jiwa dulu baru ada tangapan dari pemerintah.
Di tempat terpisah, Kepala Desa Panton Luas Syamsuir, mengatakan melalui pesan Whatsapp Terkait dengan jembatan gantung memang sudah tidak layak pakai lagi jembatan tersebut sudah berumur 35 tahun.
“Memang sudah waktunya rehab berat. atau ganti dengan jembatan rangka baja. karna di sebelah jembatan tersebut semua pasilitas pemerintah seperti SD, Puskesmas Pembantu (Pustu) dan mesjid, serta Taman Pendidikan Alquran (TPA) ada di sana,” katanya.
Menurutnya, setiap tahun selalu mengusulkan dalam Musrenbang desa, mulai dari tahun 2015 sampai sekarang, tapi sampai saat ini desa belum mendapat rezeki di bidang pembangunan jembatan tersebut.
“Dalam usulan Musrenbang desa kami selalu mengusulkan jembatan dan tanggul pengaman sungai, karena sawah kami habis di makan aliran sungai setiap tahun, kami berharap kepada Pemerintah daerah, Provinsi maupun pusat mohon segera ditindak lanjuti dan perhatian khusus untuk pembangunan jembatan,”ujarnya.
Bahkan tahun lalu ada perencanaan dari PUPR untuk pembangunan jembatan tersebut tapi gagal, dan untuk tahun ini gagal lagi.
“Jadi kami harus mengadu kemana lagi,”sambungnya.
Dalam kesempatan itu, Kadis PUPR Saipul Kamal, saat di konfirmasi awak wartawan mengatakan kalau kepala Desa tersebut tidak pernah mengajukan resmi, melainkan yang bersangkutan selalu mengajukan secara pribadi karena kepala Desa tersebut memang mengenal dirinya.
“Ternyata jembatan tersebut, tidak pernah diajukan Secara Rencana Kerja (Renja) ke Dinas PU, secara aturan dan mekanisme Pemerintah Daerah tidak bisa memproses kalau tidak di ajukan secara Renja, mengetahui hal itu, kadis PUPR, pernah menelusuri lansung, ternyata jembatan tersebut tidak pernah masuk dalam musrenbang Gampon,”katanya(*)












