NEWS  

Duh! Ada Peringatan Baru dari IMF, Asia Bisa Menderita

Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva. (AFP/TOBIAS SCHWARZ)

LENSAPOST.NET – Dana Moneter Internasional (IMF) kembali memberi peringatan terkait risiko fragmentasi dalam ekonomi global.

Dalam catatan terbarunya yang dirilis Senin (16/1/2023), Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva mengatakan disintegrasi perdagangan dan perubahan teknologi telah merugikan beberapa komunitas. Dukungan publik terhadap keterbukaan ekonomi telah menurun di beberapa negara dan sejak krisis keuangan global, arus barang dan modal lintas batas telah mendatar.

Hal tersebut diperparah oleh ketegangan perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia, China dan Amerika Serikat (AS) yang meningkatkan risiko pembatasan perdagangan baru.

“Sementara itu, invasi Rusia ke Ukraina tidak hanya menyebabkan penderitaan manusia, tetapi juga gangguan besar aliran keuangan, makanan, dan energi di seluruh dunia,” tulisnya.

Menurutnya, wajar apabila negara-negara mengambil kebijakan pembatasan perdagangan barang, jasa, dan aset untuk pertimbangan keamanan ekonomi dan nasionalnya. Namun, gangguan rantai pasokan selama pandemi Covid-19 telah membuatnya menjadi makin ketat.

“Risikonya adalah intervensi kebijakan yang diadopsi atas nama keamanan ekonomi atau nasional dapat menimbulkan konsekuensi yang tidak diinginkan, atau dapat digunakan dengan sengaja untuk keuntungan ekonomi dengan mengorbankan orang lain,” tuturnya.

Menurutnya, hal tersebut akan menjadi sesuatu yang berbahaya dan meningkatkan fragmentasi geoekonomi yang tak terkendali.

Adapun perkiraan dampak fragmentasi tersebut sangat bervariasi. Namun, lanjut Georgieva, biaya jangka panjang dari fragmentasi perdagangan saja dapat berkisar dari 0,2% dari PDB global dalam skenario fragmentasi terbatas hingga hampir 7% dalam skenario yang parah atau kira-kira setara dengan gabungan PDB tahunan Jerman dan Jepang.

“Jika pemisahan teknologi ditambahkan dalam perhitungan, beberapa negara dapat mengalami kerugian hingga 12% dari PDB,” katanya.

Namun, menurut analisis IMF yang baru, dampak penuh kemungkinan akan lebih besar lagi, tergantung pada berapa banyak saluran fragmentasi yang diperhitungkan.

Dia mengatakan selain pembatasan perdagangan dan hambatan penyebaran teknologi, fragmentasi dapat dirasakan melalui pembatasan lintas sektor yang memicu berkurangnya aliran modal dan penurunan tajam dalam kerja sama internasional.

“Konsumen berpenghasilan rendah di negara maju akan kehilangan akses ke barang impor yang lebih murah. Ekonomi pasar terbuka yang kecil akan sangat terpukul. Sebagian besar Asia akan menderita karena sangat bergantung pada perdagangan terbuka,” katanya.

Adapun, negara berkembang dikhawatirkan tidak akan lagi mendapat manfaat dari limpahan teknologi yang telah mendorong pertumbuhan produktivitas dan standar hidup. Alih-alih mengejar tingkat pendapatan ekonomi maju, negara berkembang akan makin tertinggal.

source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *