LENSAPOST.NET – Tuberkulosis (TBC) terus menjadi masalah serius di Indonesia, dengan lebih dari 969.000 kasus dilaporkan setiap tahun, menempatkannya sebagai peringkat kedua setelah India dalam hal jumlah kasus. Untuk menanggulangi epidemi ini, pendekatan baru diperlukan, dan salah satunya adalah melalui pemanfaatan ruang digital.
Pernyataan ini disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi I DPR RI Teuku Riefky Harsa(TRH) pada mengisi acara webinar dengan tema “Bersama Menuju Eliminasi TBC”, Senin 25 Maret 2024, yang digelar Kominfo bersama DPR RI.
Pada webinar tersebut, TRH menyoroti bahwa edukasi tentang TBC harus menjadi fokus utama. Dengan mengoptimalkan ruang digital, pendekatan edukatif dapat menjadi lebih efektif dan efisien.
Dimana lebih dari 221 juta penduduk Indonesia saat ini memiliki akses internet, membuat ruang digital menjadi sarana yang sangat potensial untuk menyampaikan informasi kesehatan kepada masyarakat secara luas. Melalui promosi kesehatan digital, upaya pencegahan dan penanggulangan TBC dapat ditingkatkan secara signifikan.
“Jumlah kasus TBC terbanyak yaitu pada kelompok usia 45 sampai 54 tahun,”kata Sekjend DPP Partai Demokrat ini.
Dalam upaya promosi kesehatan lewat digital, dia mengatakan pihak terkait, termasuk ahli kesehatan, tokoh masyarakat, dan pelaku teknologi, diminta untuk bekerja sama dalam menyusun informasi yang akurat dan mudah dipahami. Ini bertujuan agar masyarakat dapat memperoleh pemahaman yang baik tentang TBC dan langkah-langkah pencegahan yang diperlukan.
Seminar tersebut juga menyoroti pentingnya melibatkan berbagai program pendidikan dan peningkatan pemahaman masyarakat tentang ruang digital dan kesehatan. Dengan demikian, diharapkan masyarakat dapat secara lebih aktif terlibat dalam upaya pencegahan dan penanggulangan TBC.
“Melalui ruang digital edukasi dan sosialisasi informasi kesehatan dapat dengan mudah dilakukan,”ujarnya..
Selain itu, kata dia, DPR RI melalui Komisi I komitmen terus mendorong pengembangan program-program edukasi ini.
Hal ini dinilai sangat penting bagi kesuksesan langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan TBC di masa mendatang.
Dengan kolaborasi antara berbagai pihak dan pemanfaatan ruang digital yang optimal, diharapkan penyebaran TBC dapat ditekan secara signifikan.
Direktur Komunikasi dan Informasi pembangunan manusia & kebudayaan Kemenkominfo, Bambang Dwi Anggono yang diwakili Marroli J. Indarto mengatakan Tuberkulosis (TBC) telah menjadi penyakit menular yang mengkhawatirkan di Indonesia, menempati peringkat kedua setelah Covid-19. Menurut data dari Kementerian Kesehatan, hampir 1,3 juta orang meninggal akibat TBC secara global pada tahun 2023, dengan Indonesia menjadi salah satu negara dengan angka kejadian tertinggi.
Namun, pemerintah Indonesia tidak tinggal diam di hadapan tantangan ini. Dengan komitmen yang teguh, pemerintah telah menegaskan tekadnya untuk mencapai eliminasi TBC pada tahun 2030. Langkah ini ditindaklanjuti dengan dikeluarkannya Peraturan Presiden Nomor 67 tahun 2021 tentang penanggulangan TBC, yang menetapkan target tersebut sebagai prioritas nasional.
Menurut peraturan tersebut, tujuan utama bukan hanya memberikan obat kepada pasien TBC hingga sembuh, tetapi juga untuk menemukan, mengobati, dan menyembuhkan pasien TBC serta menghentikan penularannya di masyarakat. Target yang ditetapkan adalah mencapai 90% penurunan kematian akibat TBC pada tahun 2030.
“Kementerian kominfo mempunyai tugas menyebarluaskan informasi yang benar tentang TBC secara luas pada masyarakat melalui berbagai saluran komunikasi,”ujarnya. []