LENSAPOST I NET I Aceh Utara – Tgk. Mukhtar Amin, yang akrab disapa Abati Mukhtar, mengajak jamaah untuk memanfaatkan sepuluh hari terakhir Ramadan dengan meningkatkan ibadah guna meraih keberkahan malam Lailatul Qadar. Hal ini ia sampaikan dalam khutbah Jumat di Masjid Jamik Kecamatan Tanah Pasir, Aceh Utara, pada Jumat (21/3/2025).
Dalam khutbahnya, Abati Mukhtar Pimpinan Dayah Ma’had Al-Ihsaniyah Al-Aziziyah Bayu, Aceh Utara itumenekankan pentingnya memperbanyak amal kebaikan, seperti bersedekah, membaca Al-Qur’an, memperbanyak doa dan dzikir, serta melaksanakan salat malam. Selain itu, ia juga menganjurkan jamaah untuk melakukan i’tikaf sebagai salah satu amalan utama di penghujung Ramadan.
“Malam Lailatul Qadar merupakan malam yang lebih baik dari seribu bulan. Jangan sia-siakan kesempatan ini, karena Allah memberikan pahala yang luar biasa bagi siapa saja yang bersungguh-sungguh mencarinya,” ujar Abati Mukhtar.
Keutamaan Lailatul Qadar dalam Al-Qur’an dan Hadis
Abati Mukhtar menyebutkan bahwa Lailatul Qadar memiliki keutamaan yang sangat besar, sebagaimana dijelaskan dalam Surah Al-Qadr:
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan (Lailatul Qadar). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar.” (QS. Al-Qadr: 1-5)
Selain itu, Rasulullah SAW juga sangat menganjurkan umatnya untuk mencari Lailatul Qadar di sepuluh malam terakhir Ramadan, khususnya di malam-malam ganjil. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda:”Carilah Lailatul Qadar di sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis lain menurut Abati yang diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu ‘anha menyebutkan bahwa Rasulullah SAW meningkatkan ibadahnya di sepuluh malam terakhir Ramadan:”Rasulullah bersungguh-sungguh (dalam ibadah) pada sepuluh malam terakhir lebih dari malam-malam lainnya.” (HR. Muslim)
I’tikaf sebagai Amalan Utama di Akhir Ramadan
Salah satu amalan utama yang dianjurkan oleh Abati Mukhtar yang juga Sekretaris PCNU Aceh Utara itu dalam khutbahnya adalah i’tikaf. I’tikaf merupakan ibadah yang dilakukan dengan berdiam diri di masjid, memperbanyak ibadah, dan menjauhkan diri dari kesibukan duniawi.
Rasulullah SAW sendiri sangat menekankan pentingnya i’tikaf, sebagaimana disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallahu ‘anha:
“Bahwasanya Nabi SAW biasa beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan sampai beliau wafat. Kemudian istri-istrinya pun beri’tikaf setelah beliau.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Imam An-Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim menjelaskan bahwa i’tikaf di sepuluh malam terakhir Ramadan adalah sunnah yang sangat dianjurkan (sunnah muakkadah) bagi mereka yang mampu melaksanakannya. Tujuannya adalah untuk mencari Lailatul Qadar dan mendekatkan diri kepada Allah dengan ibadah yang lebih khusyuk.
Pendapat Ulama tentang Keutamaan Lailatul Qadar
Dalam khutbahnya, Abati Mukhtar juga mengutip pendapat beberapa ulama tentang keutamaan Lailatul Qadar. Imam Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin menyatakan bahwa Lailatul Qadar adalah malam di mana seorang hamba dapat memperoleh pahala yang tak terhitung jumlahnya. Ia menjelaskan bahwa tanda seseorang mendapatkan Lailatul Qadar bukan sekadar merasakan ketenangan, tetapi juga mengalami peningkatan keimanan dan semangat ibadah setelahnya.
Ibnu Rajab Al-Hanbali menurut Abati dalam Lathaif Al-Ma’arif menekankan bahwa seseorang yang beribadah dengan penuh keikhlasan dan khusyuk di malam tersebut akan mendapatkan pengampunan dosa-dosa sebelumnya, sebagaimana disebutkan dalam hadis:
“Barang siapa yang menunaikan ibadah pada malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Cara Meraih Lailatul Qadar
Abati Mukhtar juga memberikan beberapa cara agar umat Islam dapat meraih keutamaan Lailatul Qadar diantaranya dengan menjaga niat dan keikhlasan. Ibadah di sepuluh malam terakhir Ramadan harus dilakukan dengan niat yang ikhlas, hanya mengharap ridha Allah.
“Cara lainnya dengan memperbanyak Salat tahajud dan qiyamul lail adalah amalan yang sangat dianjurkan. Rasulullah.SAW sendiri tidak pernah meninggalkan salat malam, terutama di bulan Ramadan. Membaca dan Merenungkan Al-Qur’an. Ramadan adalah bulan diturunkannya Al-Qur’an, sehingga membacanya dengan tadabbur akan meningkatkan kedekatan seorang hamba dengan Allah, ” ujarnya
Alumni Dayah MUDI Samalanga itu menganjurkan untuk memperbanyak doa, terutama Doa yang diajarkan Rasulullah SAW. Memperbanyak Bmbersedekah di bulan Ramadan, terutama di sepuluh malam terakhir, adalah amalan yang dicontohkan Rasulullah SAW. Juga agar mendapatkan keberkahan Lailatul Qadar, seseorang harus menjaga diri dari perbuatan maksiat dan memperbanyak amal shaleh.
Khutbah Abati Mukhtar memberikan motivasi bagi jamaah untuk memanfaatkan akhir Ramadan dengan sungguh-sungguh dalam beribadah. Dengan merujuk pada ayat Al-Qur’an, hadis, dan pendapat ulama, ia mengingatkan bahwa Lailatul Qadar adalah kesempatan emas yang tidak boleh disia-siakan.
Jamaah yang hadir tampak antusias mendengarkan pesan-pesan yang disampaikan. Banyak di antara mereka yang menyatakan kesiapannya untuk meningkatkan kualitas ibadah guna mendapatkan rahmat dan ampunan Allah di malam yang penuh berkah ini.