Pertemuan Kabilah Malikussaleh MUDI Samalanga, Abati Mukhtar Dorong Kolaborasi dan Penguatan Akhlak

LENSAPOST. NET I Aceh Utara — Kafilah Malikussaleh Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga, yang meliputi kecamatan Gedong Pase, Meurah Mulia, dan Syamtalira Bayu, menggelar temu ramah antara alumni dan santri aktif di Dayah Tahzibuddin LPI MU’AZ Al-Aziziyah, Syamtalira Bayu, Aceh Utara, pada Kamis (27/2/2025).

Acara ini bertujuan mempererat silaturahmi antaralumni senior, junior, dan santri yang masih aktif belajar di Dayah MUDI Samalanga. Momen ini menjadi ajang berbagi pengalaman dan memperkuat rasa kebersamaan dalam bingkai keilmuan dan pengabdian.

Kegiatan tersebut menghadirkan sejumlah pemateri berpengaruh, di antaranya Abi Bukhari Blang Awee, Abati Bayu (Tgk. Mukhtar Amin), dan Walidi Abdullah.

Dalam arahannya, Sekretaris PCNU Aceh Utara  Tgk. Mukhtar Amin, yang akrab disapa Abati Bayu selaku Pimpinan Dayah Ma’had Al-Ihsaniyah Al-Aziziyah Bayu, menekankan pentingnya menjaga adab dan akhlak sebagai pondasi utama dalam menuntut ilmu.

>”Santri bukan hanya dituntut cerdas dalam ilmu fikih dan nahwu, tetapi juga harus menjaga akhlakul karimah. Ilmu tanpa akhlak akan kehilangan keberkahannya,” ujar Abati Bayu dengan penuh ketegasan.

Abati juga mengingatkan para alumni untuk tidak melupakan asal-usul dan perjuangan selama di dayah. Temu ramah seperti ini, menurutnya, menjadi sarana mempererat ikatan antargenerasi santri sekaligus memperkuat dakwah di tengah masyarakat.

“Kita yang sudah alumni harus  saling melengkapi, “like and share” untuk saling menguatkan juga mengingatkan apabila ada kesalahan tetap menjadi penerang bagi lingkungan sekitar. Kembali ke gampong bukan akhir perjalanan, tapi awal dari pengabdian kepada umat,” tambahnya.

Lebih lanjut Abati mengingatkan santri yang masih aktif di dayah juga selain memperkuat ranah keilmuan dan komunikatif di dayah juga tidak segan dan tidak lupa tabarrukan atau bersilaturahmi dengan alumni terlebih yang sudah sepuh.

Selain itu, Abati Bayu juga menyoroti pentingnya berorganisasi di tengah masyarakat, terutama bagi alumni yang sudah tidak lagi aktif di dayah. Ia mendorong para alumni untuk bergabung dengan organisasi berbasis Ahlussunnah wal Jama’ah seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Badan Otonom (Banomnya) agar tetap berada dalam jalur perjuangan ulama salaf.

“NU itu rumah kita sebagai Aswaja. Bahkan guru kita Abu Syekh Hasanoel Basri HG (Abu MUDI) adalah salah seorang Mustasyar PBNU. Begitu juga ulama sepuh kita seperti Waled NU, Abu Sibreh, dan lainnya adalah nakhoda Nahdliyin. Jangan sampai salah kamar, apalagi tergelincir ke ormas yang menyimpang dari manhaj Aswaja,” tegasnya.

Acara ini diakhiri dengan doa bersama dan diskusi ringan tentang penguatan peran dayah dalam membangun masyarakat Islami yang moderat dan berwawasan luas, sesuai dengan nilai-nilai keislaman yang diwariskan para ulama terdahulu.

Sementara itu Walidi Abdullah dan Abi Bukhari juga menyampaikan petuah dan nasehat yang membuat jama’ah temu ramah tertambah semamgatnya.

Juga kegiatan tersebut di isi dengan tanya jawab dalam memajukan dakwah dan pendidikan di wilayah Aceh Utara dan sekitarnya khususnya daerah basis Kabilah Malikussaleh.