*Dorong Efisiensi Evaluasi Siswa di Lembaga Bimbingan Belajar Nonformal
LENSAPOST.NET – Dalam upaya mendukung transformasi digital di sektor pendidikan nonformal, tim dosen Universitas Syiah Kuala (USK) melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat bertajuk “Peningkatan Efisiensi dan Kualitas Evaluasi Siswa melalui Pengembangan Sistem CBT di Lembaga Bimbingan Belajar Nonformal”.
Program ini dilaksanakan di Graha Taruna Aceh, sebuah lembaga bimbingan belajar yang berlokasi di Gampong Tingkeum, Kecamatan Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Pengabdian kepada Masyarakat Berbasis Produk Teknologi Tepat Guna yang didanai oleh Universitas Syiah Kuala melalui skema hibah pengabdian tahun 2024.
Tim pelaksana kegiatan diketuai oleh Al Bahri, S.ST., M.T. dari Departemen Teknik Elektro dan Komputer, Fakultas Teknik USK, dengan anggota Safrizal, S.T., M.T. dan Aulia Rahman, S.T., M.Sc..
Transformasi Digital Pendidikan Nonformal
Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan Graha Taruna Aceh dalam meningkatkan efisiensi dan akurasi proses evaluasi siswa.
Sebelum adanya program ini, sistem ujian di lembaga tersebut masih dilakukan secara manual dengan media kertas, sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk koreksi, rawan kesalahan penilaian, serta menimbulkan biaya operasional yang cukup besar untuk pencetakan soal dan lembar jawaban.
Sebagai solusi, tim pengabdi mengembangkan Sistem Computer-Based Test (CBT) berbasis web dan jaringan lokal (intranet) yang dirancang agar dapat digunakan secara mandiri oleh pihak lembaga.
Sistem ini memungkinkan penyusunan soal, pelaksanaan ujian, koreksi otomatis, dan rekapitulasi nilai secara digital. Dengan sistem baru ini, pelaksanaan ujian dapat berlangsung lebih cepat, akurat, efisien, dan ramah lingkungan karena tidak lagi bergantung pada penggunaan kertas.
Ketua tim pengabdi, Al Bahri, menjelaskan bahwa sistem CBT dikembangkan dengan pendekatan partisipatory need-based, yaitu berbasis pada kebutuhan mitra yang diperoleh melalui observasi dan diskusi langsung.
“Kami berupaya menghadirkan solusi teknologi yang benar-benar relevan dengan kebutuhan Graha Taruna Aceh. Sistem CBT ini dirancang sederhana namun fungsional, sehingga mudah dioperasikan oleh pengajar dan staf tanpa memerlukan infrastruktur yang rumit,” ujar Al Bahri.
Selain pengembangan sistem, kegiatan ini juga berfokus pada pelatihan dan pendampingan teknis bagi para staf dan pengajar. Pelatihan tersebut mencakup pembuatan soal digital, pengaturan jadwal ujian, pengolahan hasil, dan analisis nilai siswa menggunakan fitur dashboard yang disediakan oleh sistem.
Efisiensi Waktu dan Akurasi Penilaian
Berdasarkan hasil uji coba dan evaluasi awal, penerapan sistem CBT ini berhasil memangkas waktu koreksi ujian serta menurunkan biaya operasional jika dibandingkan metode konvensional. Selain itu, sistem ini juga mampu mencatat nilai dan histori perkembangan siswa secara otomatis, yang dapat digunakan sebagai dasar evaluasi pembelajaran.
Kehadiran sistem CBT di Graha Taruna Aceh memberikan dampak nyata terhadap peningkatan profesionalisme lembaga dalam menyelenggarakan evaluasi pembelajaran. Tidak hanya mempercepat proses ujian, sistem ini juga memperkuat transparansi penilaian dan memberikan pengalaman ujian digital yang lebih modern kepada para siswa.
Tim pengabdi juga menyerahkan buku panduan operasional dan dokumentasi teknis sebagai acuan bagi staf lembaga untuk melanjutkan penggunaan sistem secara mandiri dan berkelanjutan.
Apresiasi dari Pihak Graha Taruna Aceh
Admin Graha Taruna Aceh, Abdul Aziz Siregar, memberikan apresiasi tinggi kepada Universitas Syiah Kuala atas dukungan dan inovasi yang dihadirkan melalui kegiatan ini.
“Kami sangat bersyukur atas bantuan tim dosen USK. Sistem CBT ini sangat membantu kami dalam menghemat waktu, tenaga, dan biaya. Ujian bisa dilakukan lebih cepat dan hasilnya langsung keluar tanpa perlu koreksi manual,” ujar Abdul Aziz Siregar.
“Bagi kami, ini adalah langkah besar menuju lembaga bimbingan belajar yang lebih modern dan efisien. Kami berharap kerja sama ini dapat terus berlanjut dengan inovasi lain di bidang teknologi pendidikan,” tambahnya.
Pihak Graha Taruna Aceh juga menyatakan komitmen untuk mengintegrasikan sistem CBT ini ke dalam seluruh proses evaluasi reguler mereka, termasuk ujian try out dan tes seleksi siswa.
Dampak dan Keberlanjutan Program
Selain memberikan solusi teknologi, kegiatan ini juga menjadi sarana pemberdayaan sumber daya manusia di lingkungan mitra.
Para pengajar dan staf lembaga kini memiliki keterampilan baru dalam penggunaan sistem digital untuk evaluasi pembelajaran.
Hal ini sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) poin 4 tentang peningkatan kualitas pendidikan yang inklusif dan merata, serta mendukung Indikator Kinerja Utama (IKU) Perguruan Tinggi, khususnya IKU 3 (dosen berkegiatan di luar kampus) dan IKU 5 (hasil kerja dosen digunakan masyarakat).
Program ini juga memperlihatkan bagaimana sinergi antara dunia akademik dan lembaga pendidikan nonformal dapat menghasilkan inovasi nyata yang berdampak langsung pada masyarakat. Dalam jangka panjang, Graha Taruna Aceh diharapkan dapat menjadi contoh bagi lembaga pendidikan nonformal lainnya dalam mengadopsi teknologi digital untuk meningkatkan mutu layanan pendidikan.
Ketua tim pengabdi menambahkan bahwa pengembangan sistem ini juga membuka peluang penelitian lanjutan dan pengembangan fitur tambahan, seperti integrasi learning analytics untuk analisis kemajuan siswa dan pengembangan sistem berbasis cloud.
“Kami melihat potensi besar bagi lembaga pendidikan nonformal untuk berkembang melalui pemanfaatan teknologi tepat guna. Dengan sistem seperti CBT ini, efisiensi meningkat, kualitas evaluasi lebih terukur, dan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan semakin tinggi,” tutup Al Bahri.