LENSAPOST.NET – Keterlambatan pengesahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA) tahun 2024 telah memunculkan kekhawatiran yang mendalam di seluruh sektor di Aceh. Hal ini telah menyebabkan stagnasi dalam layanan publik, pertumbuhan ekonomi, dan program pembangunan di Aceh, memberikan dampak yang merugikan bagi masyarakat Aceh.
Koordinator Koalisi Mahasiswa Pemuda Antikorupsi (KoMPAK), Heru Setiawan, menegaskan bahwa kebuntuan antara eksekutif dan legislatif Aceh setelah fasilitasi pembahasan APBA 2024 oleh Kementerian Dalam Negeri telah menjadi perhatian serius.
Ia menyatakan bahwa setelah tercapainya kesepakatan, tiba-tiba muncul alokasi tambahan anggaran yang tidak jelas asal usulnya, menyertakan judul tambahan Pokok Pikiran (Pokir) dengan nilai fantastis. KoMPAK mendesak agar Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) dan Ketua Tim Anggaran Pemerintah Aceh (TAPA) bertanggung jawab atas hal ini.
“Walaupun Sekretaris Daerah Aceh melalui suratnya telah melarang alokasi tambahan Pokir tersebut, keberadaannya yang mencapai Rp 800 Milyar tak bisa dibiarkan begitu saja,” ujar Heru Setiawan, Sabtu 2 Maret 2024.
Sehingga, kata dia semua SKPA terpaksa melakukan rasionalisasi sesuai hasil evaluasi Kemendagri. Hal itu pula yang sepertinya tidak diterima oleh Ketua DPRA yang kesannya anggaran tambahan Pokir itu tidak diakomodir, sehingga membuat ketua DPRA sampai detik ini enggan untuk menandatangani dokumen RAPBA T.A. 2024.
Dampak dari keterlambatan pengesahan APBA 2024 sangat dirasakan oleh masyarakat Aceh, terutama para tenaga kontrak yang belum menerima gaji selama tiga bulan. Situasi ini juga berdampak pada perputaran uang di masyarakat dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Heru Setiawan menambahkan bahwa KoMPAK juga meminta agar Presiden Republik Indonesia melalui Kementerian Dalam Negeri mengevaluasi kinerja Sekretaris Daerah Aceh sebagai Ketua TAPA. Mereka menekankan perlunya sanksi tegas jika ditemukan kekeliruan dalam pengaturan APBA 2024.
Ia juga meminta KPK untuk menelusuri aktor di balik alokasi anggaran yang tidak transparan ini.