LENSAPOST.NET – Bank Indonesia (BI) terus memantapkan langkah menuju era keuangan digital di Indonesia. Digitalisasi sektor keuangan diyakini mampu meningkatkan produktivitas dan efisiensi perekonomian nasional.
Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengatakan bahwa pola transaksi masyarakat kini telah beralih secara signifikan seiring dengan berkembangnya frugal innovation atau inovasi penyederhanaan yang mampu mendekatkan konsumen dengan produsen.
“Dulu kalau kita ingin makan harus keluar rumah, kalau mau masak harus belanja ke pasar atau supermarket. Sekarang cukup lewat handphone, kurang dari dua jam sudah datang. Itulah digital, itulah frugal innovation,” ujar Perry saat membuka Festival Ekonomi dan Keuangan Digital Indonesia & Indonesia Fintech Summit 2025 di JCC, Jakarta, Sabtu (1/11/2025).
Menurut Perry, inovasi digital di sektor keuangan mampu mempersingkat rantai ekonomi dan menekan biaya produksi. Kondisi ini menjadikan aktivitas ekonomi lebih efisien serta berdampak positif pada peningkatan produktivitas nasional.
“Blocking-blocking yang dulu membuat rantai panjang kini menjadi lebih dekat. Biaya menjadi rendah, dan efisiensi meningkat. Itulah yang mendorong produktivitas ekonomi kita,” jelasnya.
Perry menambahkan, pengembangan ekosistem keuangan digital BI difokuskan pada sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), ketahanan pangan, serta perluasan penggunaan QR Indonesia Standard (QRIS).
“Pada 17 Agustus 2019 QRIS kita luncurkan. Alhamdulillah, kebijakan itu turut menyelamatkan Indonesia dari dampak pandemi Covid-19. Saat itu, implementasi QRIS kita mulai dari pasar tradisional hingga rumah ibadah,” kenangnya.
Ke depan, BI berkomitmen untuk terus memperkuat ekosistem digital melalui inovasi dan kolaborasi lintas sektor.
“Kami akan terus mendorong inovasi digital, dan salah satu fokus kami saat ini adalah membangun digital innovation center untuk memperkuat ekosistem keuangan serba digital,” tutup Perry.












