LENSAPOST.NET – Mantan Rektor Universitas Syiah Kuala (USK), Prof Darni M Daud, menegaskan bahwa pemimpin Aceh harus memiliki “ulee” (pikiran) dan “ate” (hati) dalam memimpin.
Hal ini penting agar mereka dapat memahami dan mengatasi kebutuhan masyarakat secara menyeluruh.
Prof Darni menyoroti bahwa kondisi di Medan berbeda dengan Aceh. Di Medan, perekonomian tidak bergantung pada anggaran pemerintah karena masyarakatnya memiliki berbagai kegiatan mandiri, dengan banyak perusahaan yang menyediakan lapangan kerja.
“Dulu kita yang mengirim sapi ke sana, sekarang dari sana, bahkan dari Lampung, sapi dibawa kemari,” ujarnya, Jumat 2 Agustus 2024.
Pernyataan ini menggambarkan perubahan ekonomi yang terjadi, di mana lapangan kerja memiliki peran vital.
Prof Darni juga menekankan pentingnya komitmen pemerintah dalam mengangkat harkat dan martabat rakyat Aceh.
Ia memperkenalkan konsep “ABG” yang melibatkan Akademisi, Bisnis, dan Pemerintah (government) dalam upaya ini.
“Kalau rakyat sudah makmur, jelas mereka bisa membayar pajak,” tambahnya.
Menurutnya, bukan hanya tugas pemerintah untuk menciptakan segala sesuatu, tetapi pemerintah harus menciptakan peluang yang memungkinkan masyarakat untuk sejahtera.
Pernyataan Prof Darni ini menekankan pentingnya kolaborasi dan peran aktif dari semua elemen dalam menciptakan kesejahteraan bersama di Aceh. []