Apakah ADHD Bisa Sembuh? Begini Penjelasan Psikolog

Ilustrasi adhd (Foto: Getty Images/iStockphoto/Gam1983)
Ilustrasi adhd (Foto: Getty Images/iStockphoto/Gam1983)

LENSAPOST.NET – Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) belakangan ramai dibahas di media sosial. Secara singkat, kondisi ini diartikan sebagai gangguan atensi dan hiperaktivitas, membuat seseorang sulit untuk berfokus, berencana, hingga berperilaku impulsif. Lantas apakah ADHD bisa sembuh?

Menurut psikolog klinis Liza M Djaprie, ADHD bisa ‘sembuh’ dalam artian gejalanya terkendali dan terkelola dengan baik. Pasalnya, kondisi ini memengaruhi fungsi otak dan perilaku, sehingga seseorang dengan ADHD tak bisa sembuh secara total.

“Kadang-kadang ekspektasinya itu benar-benar harus sembuh, riset dari awal. Tapi permasalahannya ketika kita berbicara gangguan psikologis, berarti dari something in the brain. Kita menggambarkan otak, otak itu seperti gumpalan daging, dan banyak fungsi-fungsinya tuh, ada kabel yang mengurus memori, kabel menganalisa, dan lainnya,” ucapnya dalam acara detikPagi, Jumat (9/6/2023).

“Katakanlah mengatakan ADHD, berarti ada gangguan kabel fokus yang terganggu. Nah kalau misalnya kabel listrik rumah terganggu, itu bisa kita ganti. Kalau otak nggak bisa diganti, jadi nggak ada juga tuh di otak namanya reset factory setting,” imbuhnya lagi.

Menurut Liza, seseorang yang pernah mengalami ADHD, kemungkinan bisa mengalami kekambuhan jika tak mengelola kehidupannya dengan baik, seperti melewati terapi atau catatan-catatan tertentu.

Ia menganalogikan gangguan ADHD dengan penyakit tinggi kolesterol. Layaknya orang yang mengidap kolesterol tinggi harus meminum obat sepanjang hidupnya untuk menghindari komplikasi penyakit jantung hingga stroke, begitu juga orang dengan ADHD memerlukan perawatan agar kondisinya membaik dan aktivitas sehari-harinya tidak terganggu.

“Jadi apakah bisa sembuh? Bisa, tapi kita punya kesadaran. Misalnya ADHD-nya sedikit kambuh lagi, mulai ada perilaku impulsif lagi, kemudian ada hal-hal yang terganggu lagi, tunggu ya, aku mungkin kemarin lupa terapinya atau oh aku lupa buat catatan. Nah itu harus tahu ada kesadaran-kesadaran seperti itu,” lanjutnya lagi.

Sumber: detik.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *