Setahun Wafat Abu Lamkawe, Estafet Kepemimpinan Berlanjut: Abati Muhammad Yusuf Resmi Pimpin Dayah Baldatul Mubarakah Al-Aziziyah

‌Lensapost. net| PIDIE — Tepat setahun wafatnya ulama kharismatik Aceh, Abu Ishak Lamkawe atau yang akrab disapa Abu Lamkawe, Dayah Baldatul Mubarakah Al-Aziziyah Kembang Tanjung kembali menorehkan sejarah baru.

Malam Minggu,, 25 Oktober 2025, setelah shalat Isya, santri senior Waled Rafli memimpin prosesi peusijuek pengukuhan Tgk Muhammad Yusuf, putra ketiga Abu Lamkawe, sebagai pimpinan baru dayah yang berdiri di bawah bimbingan spiritual sang guru besar.

Acara yang berlangsung khidmat itu dihadiri para alumni, santri, dewan guru, dan masyarakat sekitar. Momen ini menjadi simbol keberlanjutan estafet keilmuan dan dakwah yang telah dirintis Abu Lamkawe semasa hidupnya.

Waled Rafli mengatakan, pengukuhan Abati Muhammad Yusuf merupakan hasil musyawarah keluarga besar dayah yang kemudian ditashih oleh ulama karismatik Aceh, Abu Syekh H. Hasanoel Basri HG (Abu MUDI), Mudir Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga.

“Abu MUDI sebenarnya dijadwalkan hadir langsung, namun karena kondisi kesehatan beliau yang belum memungkinkan, acara ini dilaksanakan dengan restu dan doa dari jauh,” ujar Waled Rafli di sela prosesi peusijuek.

Warisan Ilmu dan Keteladanan

Abu Lamkawe dikenal sebagai ulama Aceh yang tawadhu, tekun, dan konsisten membumikan beut seumeubeut (pengajian intensif). Dalam pandangan Waled Rafli, gurunya itu bukan hanya penghafal Al-Qur’an, tetapi juga ahli ilmu balaghah dan arudh, serta memiliki penguasaan mendalam terhadap berbagai kitab klasik.

“Abu Lamkawe berpidato seperti mengalir ayat, hadist, matan kitab, dan syairnya. Bahkan kalangan luar dayah seperti Muhammadiyah pun mengakui keluasan ilmunya,” kenang Waled Rafli.

Selain keilmuan agama, Abu Lamkawe juga dikenal gemar bertani. Ia kerap mengajarkan santri tentang pentingnya kemandirian dan produktivitas. “Beliau sering berkata, ilmu harus membumi seperti tanaman yang berbuah untuk umat,” tambah Waled Rafli.

Tahun Duka dan Amanah

Tahun 2024 menjadi masa paling berat bagi keluarga besar Dayah Baldatul Mubarakah. Pada 27 Agustus 2024, Ummi Hajjah Syari’ah, istri tercinta Abu Lamkawe, meninggal dunia. Tiga bulan kemudian, pada 6 November 2024, Abu Lamkawe berpulang menyusul sang istri. Duka mendalam itu meninggalkan amanah besar untuk menjaga keberlangsungan lembaga pendidikan Islam yang beliau dirikan.

Pasca wafatnya Abu Lamkawe, para ulama dan alumni bersepakat bahwa estafet kepemimpinan harus dilanjutkan oleh putra-putri beliau. Dalam musyawarah yang disahkan oleh Abu MUDI, Tgk Muhammad Yusuf (Abati) dipercaya memimpin dayah, sementara tiga saudara lainnya — Tgk Muhammad Indra Nurullah (Abiya) sebagai penasehat bersama , Tgk Rukaiyyah, dan Tgk Boyhaqi — turut membantu mengelola kegiatan pendidikan dan pembinaan santri.

“Ini bukan hanya tugas keluarga, tapi amanah besar bagi kita semua untuk menjaga warisan Abu Lamkawe,” tegas Waled Rafli.

Peusijuek Sampena Keberkahan

Prosesi peusijuek yang digelar bertepatan dengan setahun wafatnya Abu Lamkawe berlangsung penuh haru. Doa dan salawat menggema di kompleks dayah, seolah menghadirkan kembali semangat sang guru.

Para santri dan alumni yang hadir menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya pengukuhan pimpinan baru dan berkomitmen mendukung kelangsungan pendidikan di bawah kepemimpinan Abati Muhammad Yusuf.

Waled Rafli dalam pesannya berharap, semua pihak — keluarga, dewan guru, santri, dan alumni — dapat bersatu menjaga nilai-nilai keilmuan dan ketawadhuan yang diwariskan Abu Lamkawe. “InsyaAllah dengan kebersamaan, Dayah Baldatul Mubarakah akan tetap hidup dalam cahaya ilmu dan mahabbah,” tuturnya.

Menjaga Api Beut Seumeubeut

Tradisi beut seumeubeut menjadi ruh utama perjuangan Abu Lamkawe. Bagi beliau, pengajian intensif bukan sekadar rutinitas, tetapi jalan menghidupkan ilmu dan memperkuat hubungan guru dengan santri. Kini, semangat itu kembali dihidupkan oleh para penerusnya. Malam-malam dayah kembali bercahaya dengan lantunan kitab dan zikir yang menyejukkan hati.

“Ruh dayah ini ada pada beut seumeubeut. Selama itu dijaga, insyaAllah keberkahan akan terus mengalir,” ujar salah satu alumni yang turut hadir dalam acara tersebut.

Harapan untuk Masa Depan

Kini, di bawah kepemimpinan Abati Muhammad Yusuf, Dayah Baldatul Mubarakah Al-Aziziyah meneguhkan komitmen menjadi pusat pendidikan Islam yang melahirkan generasi berilmu, beramal, dan berakhlak. Dukungan masyarakat, alumni, serta bimbingan para ulama menjadi kekuatan utama untuk meneruskan perjuangan Abu Lamkawe.

“Abu Lamkawe telah menanam pohon ilmu yang berakar dalam. Tugas kita adalah menjaga dan menyiraminya agar tetap hijau dan berbuah bagi umat,” pungkas Waled Rafli.