ACEH  

Santri Juga Bisa Jadi Pegawai Kemenkeu

LENSAPOST.NET – Semangat kepahlawanan dan belajar menyatu dalam suasana hangat di Madrasah Aliyah Ulumuddin, Lhokseumawe, saat puluhan santri mengikuti kegiatan Kemenkeu Mengajar 10 (KM10), Senin (10/11).

Tahun ini, pelaksanaan KM10 terasa begitu istimewa karena untuk pertama kalinya di Lhokseumawe, kegiatan ini digelar di lingkungan dayah, lembaga pendidikan Islam yang menjadi bagian penting dari identitas masyarakat Aceh.

Kegiatan yang melibatkan relawan dari berbagai unit vertikal Kementerian Keuangan ini tak hanya diikuti oleh pegawai dari Kemenkeu Satu Lhokseumawe (Bea Cukai, KPP, dan KPPN), tetapi juga diwarnai kehadiran relawan dari luar daerah, seperti Bea Cukai Belawan dan KPP Lubuk Pakam, Sumatera Utara, serta KPP Pangkalan Kerinci, Riau. Kehadiran lintas wilayah ini menunjukkan semangat kebersamaan pegawai Kementerian Keuangan dalam membangun literasi keuangan hingga ke pelosok daerah.

Kepala Madrasah Aliyah Ulumuddin, Musdar, S.Pd.I., M.Pd, menyampaikan apresiasi dan kebanggaannya atas kunjungan para relawan. “Bagi kami, kunjungan dari Kementerian Keuangan ini bukan hanya membawa pengetahuan, tapi juga inspirasi. Santri kami jadi tahu bahwa mereka juga bisa berkarier di instansi besar seperti Kemenkeu. Ini membuka cakrawala baru bagi mereka,” ujarnya.

Musdar menambahkan bahwa kegiatan seperti KM10 sangat relevan bagi siswa madrasah dan dayah, karena mampu menanamkan nilai integritas, tanggung jawab, dan semangat kebangsaan sejak dini. “Nilai-nilai yang diajarkan Kemenkeu sangat sejalan dengan pendidikan karakter di pesantren: jujur, amanah, dan disiplin,” tambahnya.

Dalam sambutannya, Kepala KPP Pratama Lhokseumawe, Firman Tatariyanto, yang membuka acara secara resmi, menekankan pentingnya membangun bangsa tidak hanya lewat meja kerja, tetapi juga melalui ruang kelas. “Kemenkeu Mengajar adalah bentuk nyata kepedulian kami untuk mendidik dan menginspirasi generasi penerus bangsa. Dari santri hingga siswa umum, semuanya punya peluang yang sama untuk berkontribusi bagi negeri,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala KPPN Lhokseumawe, Kurniawan, menegaskan bahwa memahami pengelolaan uang negara sejak dini merupakan langkah penting membentuk generasi yang peduli dan bertanggung jawab. “Di masa depan, kalianlah yang akan meneruskan tongkat estafet pengelolaan keuangan negara. Maka, pahamilah bahwa APBN adalah milik rakyat, dan dikelola untuk kesejahteraan bersama,” pesannya kepada para santri.

Dari sisi Bea Cukai, semangat berbagi ditunjukkan oleh Vicky Fadian, Kepala Seksi Kepatuhan Internal dan Penyuluhan Bea Cukai Lhokseumawe, yang menjadi salah satu relawan pengajar. Ia menyampaikan pesan khusus kepada para santri agar tidak membatasi mimpi mereka.
“Jangan berpikir karena kalian belajar di dayah, kalian tidak bisa jadi pegawai Kementerian Keuangan. Justru dari pesantren ini lahir generasi berintegritas dan berjiwa pelayanan publik. Santri juga bisa berperan besar di Kemenkeu,” tegasnya.

Dengan mengusung tema nasional “Mengenal Uang Kita, Menjaga Masa Depan”, KM10 dirancang untuk menanamkan pemahaman kepada pelajar bahwa seluruh fasilitas publik—termasuk sekolah, jalan, dan layanan kesehatan—bersumber dari penerimaan negara yang dikelola oleh Kementerian Keuangan.

Pelaksanaan KM10 di Dayah Ulumuddin menjadi bukti nyata komitmen Kemenkeu Satu Lhokseumawe untuk memperluas akses edukasi fiskal ke seluruh lapisan masyarakat, termasuk lingkungan pesantren. Dengan sinergi pegawai dari berbagai unit dan daerah, kegiatan ini memperkuat pesan bahwa membangun negeri tidak mengenal batas wilayah maupun latar belakang pendidikan.

“Dari dayah inilah, kami yakin akan lahir calon pemimpin bangsa yang berintegritas dan siap mengelola uang negara dengan amanah,” tutup Vicky dengan penuh keyakinan.