ACEH  

Perdana, Peunaron Miliki Posko Pengaduan Konflik Satwa

POSKO KONFLIK SATWA: Camat Peunaron, Muhammad, bersama muspika dan keuchik serta perwakilan FKL berfoto usai meresmikan Posko Pengaduan Konflik Satwa di Kantor Kecamatan Peunaron, Kab. Aceh Timur, Selasa (25/11). Foto: Dok. Humas Kantor Kecamatan Peunaron.

LENSAPOST.NET — Untuk pertama kalinya di Provinsi Aceh, Kantor Kecamatan Peunaron Kabupaten Aceh Timur, kini resmi memiliki Posko Pengaduan Konflik Satwa Liar. Bahkan, pegawai yang ditugaskan dibekali handphone dan nomor call center sebagai media pelaporan cepat yang dapat dihubungi setiap saat.

“Mudah-mudahan, posko ini menjadi sarana dalam penanganan konflik satwa liar, sehingga ketertiban dan ketentraman masyarakat tetap terjaga di seluruhnl desa,” kata Camat Peunaron, Muhammad, usai meresmikan Posko Pengaduan Konflik Satwa Liar di Kantor Kecamatan Peunaron, Selasa (25/11).

Diharapkan, masyarakat dan petani serta pekebun dapat memanfaatkannya call center dan posko pengaduan sebagai sarana untuk melaporkan berbagai konflik satwa dengan manusia dan konflik satwa dengan perusahaan.

“Sebagaimana kita ketahui bahwa konflik satwa belum reda di Aceh, bahkan enam kecamatan di Aceh Timur masih kerap terdengar gajah dan harimau masuk ke pemukiman penduduk, bahkan Agustus lalu satu individu gajah ditemukan mati di Alur Pinang, Peunaron,” beber Muhammad.

Oleh karenanya, kehadiran Posko Pengaduan akan memudahkan masyarakat melaporkan konflik satwa. Begitu juga dengan Call Center yang disebarkan menjadi solusi warga melaporkan secara cepat ke posko,” sebut Muhammad, sembari mengatakan, disaat sinyal handphone tidak ada, maka warga bisa melaporkan langsung ke posko pengaduan.

Gagasan penanganan konflik satwa melalui Posko Pengaduan dan Call Center di Kecamatan Peunaron adalah Rencana Aksi Perubahan (RAP) Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan II Tahun 2025 yang dilaksanakan Pusat Pembelajaran (Pusjar) Strategi Kebijakan Manajemen Kinerja (SKMK) LAN RI Propinsi Aceh.

“Disaat posko ini berjalan, tentu kita akan memiliki data konflik satwa di Peunaron. Begitu juga dengan penanganan tentu akan lebih cepat secara bersama, baik muspika maupun tim dari Resort Konseevasi Wilayah 6 Langsa BKSDA Aceh,” ujar Muhammad sembari berharap RAP mendapat dukungan dari BKSDA dan lembaga penduli lingkungan, seperti FKL dan WCS serta lembaga lain.

Mantan Kabid Dayasos dan PFM Dinas Sosial Aceh Timur juga mengapresiasi dukungan Bupati Aceh Timur Iskandar Usman Alfarlaky, Asisten I Setdakab Aceh Timur Syahrizal Fauzi sebagai mentor dan Dra Salwah Arfah, M.Si, sebagai _coach_ atas dukungan dan pendampingan serta bimbingan. “Sehingga nantinya akan melahirkan aksi perubahan yang bermanfaatkan dan memberi solusi nyata untuk masyarakat di daerah pedalaman Aceh Timur,” ujar Muhammad.

Hadir dalam peresmian posko pengaduan konflik satwa ini antara lain, Kapolsek Sebajadi AKP Sudirman, SE, Danramil 01/PNR Kapten Inf. Meswanto, Forum Konservasi Leuser (FKL) Perwakilan Peunaron Mukhlis, Ketua Yayasan Konservasi Alam Timur Aceh (Yakata) Zamzami Ali, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Peunaron, Agus Kiswanto SE, Tim Patroli Gajah dari FKL, para kepala desa dan tim. (***).