LENSAPOST.NET – Posisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah dan ditutup turun siang ini (18/01/23).
Pada perdagangan sesi I, IHSG berakhir di 6742,11 atau merosot 0,37% secara harian.
Sebanyak 307 saham terkoreksi, 282 saham naik dan 206 lainnya mendatar.
Perdagangan melibatkan 16,3 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 766 ribu kali. Nilai perdagangan tercatat Rp5,9 triliun.
Saham-saham yang terlibat memberatkan indeks antara lain Bank Central Asia, Aneka Tambang, Bank Mandiri dan Telkom Indonesia serta Merdeka Copper Gold.
Sementara itu dilansir dari Bursa Efek Indonesia via Refinitiv, mayoritas indeks sektoral melemah dengan sektor industri dan barang pokok mengalami penurunan terbesar.
Sentimen negatif ambrolnya IHSG salah satunya berasal dari penutupan Wall Street yang kurang bergairah dimana dua indeks utama melemah yakni Dow Jones dan S&P 500. Bahkan Dow ditutup hampir 400 poin lebih rendah dan menghentikan kenaikan beruntun 4 hari, ditekan oleh saham Goldman
Melemahnya mayoritas bursa saham AS dipicu setelah Goldman Sachs melaporkan laba yang turun 6,44% setelah bank melaporkan kehilangan pendapatan terburuk dalam satu dekade untuk kuartal keempat.
Selain itu, kabarnya The Fed diprediksi akan menaikkan suku bunga acuan di Februari 2023. Sebagian besar investor mengharapkan bank sentral untuk turun ke kenaikan suku bunga 25 bps yang lebih kecil bulan depan, setelah memberikan empat kenaikan 75 bps pada tahun lalu dan setengah persentase kenaikan poin pada bulan Desember.
Senada dengan The Fed, Bank Indonesia juga diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuan pada bulan ini. BI akan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada Rabu dan Kamis (18-19 Januari 2023).
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia terbelah antara yang memproyeksikan kenaikan suku bunga acuan dan yang memperkirakan bank sentral akan menahan suku bunga acuan.
Dari 13 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus, 10 lembaga/institusi memperkirakan bank sentral akan mengerek mengerek BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 menjadi 5,75%.
Sebanyak tiga institusi/lembaga memproyeksi BI akan menahan suku bunga di level 5,50%.
Sebagai gambaran, ketika suku bunga acuan naik, tingkat bunga pinjaman bank dan tingkat suku bunga deposito juga akan naik. Hal ini dapat mengurangi minat investor untuk berinvestasi di pasar saham, sehingga mendorong penurunan IHSG.