LENSAPOST.NET – Partai SIRA (Soliditas Independen Rakyat Aceh) adalah partai lokal tertua di Aceh yang telah dibentuk pada tahun 2005 melalui Sidang Umum Sentra Informasi Referendum Aceh (SIRA) dan kemudian dideklarasikan secara resmi pada tahun 2007 setelah diberlakukannya Undang undang Nomor 11 Tahun 2006.
Sejak pembentukannya Partai SIRA bersifat terbuka dan anggotanya terdiri dari berbagai kalangan. Sebab Sentra Informasi Referendum Aceh sendiri ketika dibentuk juga beranggotakan berbagai kalangan masyarakat Aceh yang berdomisili di Aceh maupun luar Aceh, mulai mahasiswa, aktifis, santri, ulama, pemuda, kalangan intelektual perguruan tinggi hingga masyarakat umum dan berbagai profesi lain.
Karena itulah Partai SIRA tidak melupakan sejarah dan untuk kepentingan Aceh maka keanggotaan Partai SIRA sesuai dengan prinsip politik dan demokrasi adalah bersifat terbuka dan menampung siapapun warga Aceh yang memiliki minat memajukan Aceh melalui jalur politik dan demokrasi.
Wakil Ketua DPW Partai SIRA Pidie Jaya Azhary yang akrab disapa Doto menyampaikan Partai SIRA menampung segala komponen masyarakat dan segala usia yang telah sah memenuhi persyaratan undang-undang untuk berpartisipasi dalam politik dan demokrasi.
Kondisi Aman Harus Bermanfaat untuk Perbaikan
Dia menyebut, perkembangan kondisi Aceh yang semakin baik dan menurunnya tingkat kekerasan politik secara signifikan seharusnya menjadi modal penting untuk perbaikan keadaan di Aceh. Karena itu Partai SIRA mengajak rakyat Aceh untuk berpolitik secara sehat dan mendidik demi kemajuan Aceh masa depan.
“Dulu pada pemilu pertama tahun 2009 yaitu paska konflik, banyak anggota Partai SIRA mengalami intimidasi dan kekerasan, juga masyarakat yang berpolitik praktis sehingga kemudian pada pemilu tahun 2014 Partai SIRA tidak melanjutkan partisipasi langsung dalam pemilu dan tidak menindaklanjuti pendaftaran kembali pada proses persiapan pemilu tahun 2012-2013,”kata Azhary lewat keterangan tertulis yang diterima LensaPost.net, Selasa 11 April 2023.
Namun keadaan itu mulai berubah sejak pemilu 2019 dan kondisi lebih aman untuk partisipasi politik lebih sehat mulai tumbuh. Karena itu pula Partai SIRA mendaftar kembali sebagai peserta pemilu lalu di tahun 2019 meskipun dalam kondisi sangat terbatas dari sisi waktu saat itu saat mempersiapkan diri menjadi peserta pemilu.
Adanya situasi keamanan politik yang lebih baik dan lebih aman dalam beberapa tahun terakhir ini mendorong Partai SIRA melanjutkan dirinya mengikuti proses politik dalam pemilu mendatang.
Saat ini, berdasarkan pantauan Partai SIRA di lapangan di berbagi kabupaten kota di Aceh, nampak bahwa masyarakat secara pelan-pelan mulai banyak yang berpikir untuk memperbaiki keadaan, terutama setelah melihat betapa seringnya terjadi permasalahan dalam pembangunan karena kesalahan memilih wakil rakyat maupun bupati walikota dalam pemilu pemilu sebelumnya.
“Memang seyogyanya masyarakat harus mencapai tujuan demokrasi yang berkualitas sesuai dengan prinsip politik dan demokrasi yang benar yang tidak hanya bertumpu pada suara terbanyak tetapi bagaimana mendidik masyarakat dan pelaku demokrasi agar tidak salah mengarahkan suara terbanyak untuk memimpin dan menjadi perwakilan dalam kekuasaan,”harapnya.
Itulah sebabnya, Partai SIRA termasuk Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai SIRA Pidie Jaya mengajak warga Pidie Jaya agar memanfaatkan momentum demokrasi kali ini untuk memperbaiki kualitas hidup dan pembangunan dengan bergabung dalam Partai SIRA.
Ia juga mengajak masyarakat yang memiliki potensi dan keinginan kuat dalam memperbaiki keadaan untuk menjadi caleg Partai SIRA maupun calon bupati wakil bupati. Sebab Partai SIRA sudah lama memiliki konsep perbaikan pembangunan Aceh dan masyarakat.
Bahkan visi misi serta konsep ini dapat diterapkan jika masyarakat mendukung dan memberikan peluang kepada Partai SIRA untuk memimpin Aceh, kabupaten kota serta menempatkan para wakil rakyat di DPRA dan DPRK.
“Saatnya semua pihak, termasuk masyarakat bermuhasabah atas banyaknya persoalan yang terjadi dalam pembangunan dan perbaikan keadaan di Aceh dikarenakan salah dalam menentukan pemimpin serta sering sembarangan memilih para wakil rakyat di parlemen lokal, bahkan yang mewakili Aceh di tingkat parlemen nasional,”ujar mantan mukim GAM Lancok Sagoe Bandar Baru yang merupakan Ketua DPW Partai SIRA Pidie Jaya,Samsul .












