LENSAPOST. NET I BIREUEN– Dayah Putri Muslimat Samalanga menggelar sosialisasi peraturan dan silaturrahmi wali santriwati baru, Ahad (12/11/2023). Acara yang berlangsung di kompleks dayah tersebut dihadiri jajaran pimpinan, dewan guru, serta wali santriwati dari berbagai daerah. Kegiatan ini menjadi momentum penting dalam menegaskan komitmen dayah terhadap disiplin, sinergitas, dan kolaborasi antara orang tua dan lembaga pendidikan.
Acara ini menghadirkan sejumlah tokoh penting di lingkungan pendidikan Dayah Putri Muslimat, di antaranya Tgk. Muhajir, S.HI (Abi Muhajir) selaku Sekretaris Yayasan, Tgk. Marhamah sebagai Ketua Umum Dayah merangkap Dewan Syura,
Hadir sebagai pemateri utama, Dr. H. Tgk. Muhammad Aminullah, MA, yang juga kepala SMAS Muslimat Samalanga serta dosen UNISAI Samalanga. Dalam paparannya, iamenekankan pentingnya kerjasama erat antara keluarga dan dayah dalam pembinaan karakter serta keberhasilan pendidikan santriwati. “Kerjasama antara orang tua, guru, dan santriwati menjadi pondasi utama dalam membangun pendidikan yang unggul dan berkarakter di era sekarang,” tegasnya.
‘’Selama kegiatan, pihak dayah menyampaikan sejumlah poin penting terkait tata tertib, mulai dari izin keluar dan pulang dari kompleks, hingga aturan administrasi dan kesehatan. Santriwati hanya diizinkan pulang untuk keperluan mendesak atau musibah, dengan prosedur ketat melalui pengajian atau pos kesehatan, demi menjamin keamanan dan pengawasan maksimal.’’ Ujarnya/
Lebih lanjut dosen UIN Ar-Raniry Banda Aceh menambahkan dalam setiap kegiatan di dayah, termasuk gotong royong dan khidmat, dijelaskan sebagai bagian dari pendidikan karakter. Sanksi atas pelanggaran bersifat edukatif, bukan sekadar hukuman. “Semua bentuk sanksi di dayah ini tujuannya mendidik, bukan sekadar menghukum. Nilai-nilai disiplin dan kemandirian harus tertanam kuat sejak dini,” ujarnya.
Pihak dayah juga menurut alumni MUDI Samalanmga kelahiran Pidie itu mengingatkan wali santriwati agar tidak bertindak sendiri dalam menangani kasus seperti perundungan. Seluruh pelaporan harus melalui wali kelas atau petugas keamanan, agar penanganan dapat dilakukan dengan bijaksana sesuai mekanisme yang berlaku.
‘’Layanan administrasi dayah diatur sesuai jenjang pendidikan dengan jadwal layanan khusus. Kebutuhan surat-menyurat hingga pengurusan pindah juga diwajibkan melengkapi syarat yang berlaku, demi kelancaran dan tertib administrasi.’’paparnya.
‘’Kehilangan akibat kelalaian pribadi menjadi tanggung jawab santriwati karena fasilitas penyimpanan telah disediakan, sebagai upaya menanamkan gaya hidup sederhana.Kunjungan hanya diperkenankan untuk mahram, dan tidak dibenarkan membawa pulang anak orang lain meski kerabat. Pakaian sopan dan ketaatan jam kunjungan ditekankan.’’ Sambungnya.
Tgk. Muhammad Aminullah menyebutkan dalam bidang kesehatan, poskestren telah berjalan optimal sebagai tempat pertolongan pertama. Jika diperlukan, santriwati segera dirujuk ke puskesmas atau rumah sakit dengan pemberitahuan kepada wali. “Sinergitas wali dengan guru menumbuhkan pendidikan yang bermutu,” demikian pesan yang digaungkan di penutup acara.,’ucapnya.
Di tengah kegiatan, Siti Hawa, salah seorang wali santriwati, menyampaikan apresiasinya terhadap penyelenggaraan sosialisasi ini.
“Saya sangat mendukung kegiatan ini karena kolaborasi antara orang tua dan pihak dayah sangat penting. Tentu saja, pihak dayah dengan segudang pengalaman sudah mempertimbangkan aturan secara selektif dan penuh kebijaksanaan. Orang tua wajib mendukung dan sinergitas serta terus membangun komunikasi sebagai upaya ini demi masa depan anak-anak kita,” ujarnya.
Acara ditutup dengan harapan terbangunnya sinergitas yang kuat antara wali, guru, dan santriwati untuk mewujudkan pendidikan bermutu dan pembentukan karakter unggul. Wali santriwati pun mendapat kesempatan bertemu langsung dengan wali kelas masing-masing untuk membangun komunikasi yang lebih efektif dan transparan.












