ACEH  

Pidie Meusyuhu Singkirkan Rivalnya Pase Aceh Utara,  Berhasil Melaju Babak Final Fahmil Kutub Se-Aceh

LENSAPOST.NET–Kontingen Pidie mencatat kemenangan heroik dengan menyisihkan rival berat Aceh Utara (Pase) dalam babak semifinal Sayembara Fahmil Kutub Se-Aceh, Senin (30/6/2025). Mereka berhak melangkah ke grand final setelah unggul tipis 725 poin atas 700 poin Pase Aceh Utara(Runner up), Kota Langsa 650 poin dan Aceh Timur 575 poin.

Kompetisi bergengsi yang digelar di Meunasah Mideuen Jok, Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga, ini berlangsung meriah dan khidmat, dihadiri ribuan santriwan dan santriwati se-Aceh. Mengusung tema “Santri Sapeue Kheun, Aceh Tabangun”, ajang ini menjadi panggung unjuk keilmuan santri.

Dari Posisi Bawah Bangkit Menang
Awalnya, Pidie sempat tertinggal di babak pemerataan dengan skor 425 poin, berada di posisi terakhir di bawah Aceh Timur (575), Langsa (550), dan Aceh Utara (600). Namun, semangat “meusyuhu” (bangkit) membakar trio andalan mereka: Tgk. Saidul Abrar (juru bicara), Tgk. Sulthan Riva, dan Tgk. Akmal Hanif.

Babak penyisihan, terutama melawan Pase yang disebut sebagai “rival bebuyutan”, berlangsung sengit. Kedua tim saling kejar skor. Pidie akhirnya membalikkan keadaan di akhir pertandingan. Kecerdikan taktis dan penguasaan materi kitab klasik, termasuk ilmu mantiq dan nahwu, menjadi kunci keberhasilan mereka menjawab tiga soal terakhir dengan sempurna.

“Pase memang rival utama kami dan tampil luar biasa. Tapi kami datang dengan semangat kebangkitan. Kami tak ingin sekadar tampil, kami ingin menang dengan martabat,” tegas Tgk. Saidul Abrar usai pertandingan.

Ia menambahkan kemenangan adalah buah kekompakan, spiritualitas, latihan teknis, serta doa guru dan masyarakat.

Persiapan Menuju Grand Final
Tgk. Imam Alhafizh Saifuddin, Pembina Kontingen Pidie sekaligus Ketua Forsap, mengakui perjuangan timnya berliku. “Sejak babak pemerataan, ada poin yang terbuang karena kurang ketelitian. Namun semangat pasukan tidak luntur,” ujarnya.

Ia menjelaskan timnya digembleng tidak hanya untuk menjawab soal, tapi memahami esensi ilmu, dengan pendekatan ruhiyah, adab, dan kedalaman kitab.

Imam menegaskan prestasi ini adalah kebangkitan intelektual berbasis tradisi, mencerminkan semangat ulama pejuang seperti Tgk. Chik Di Tiro. “Mereka tampil sebagai santri pewaris semangat ulama dan pejuang,” imbuhnya.

Dengan skor akhir Pidie 725, Pase 700, Langsa 650, dan Aceh Timur 575, Pidie kini memastikan diri sebagai salah satu finalis. Mereka akan berhadapan dengan tim kuat lainnya dari seluruh Aceh di grand final.

Tgk. Imam meminta dukungan doa agar Pasukan Pidie dapat mempertahankan gelar juara yang pernah diraih tahun sebelumnya.