BI Ajak Seluruh Pihak Perkuat Kolaborasi Kendalikan Inflasi Pangan di Aceh

Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Provinsi Aceh Tahun 2025

LENSAPOST.NET— Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Aceh, Agus Chusaini, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menjaga stabilitas inflasi pangan di Aceh. Hal tersebut disampaikan dalam kegiatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Provinsi Aceh Tahun 2025, yang digelar di Banda Aceh, Kamis (13/11/2025).

Kegiatan ini turut dihadiri oleh perwakilan Gubernur Aceh, Kepala Biro Perekonomian Setda Aceh, Sari Nurmalisa Sungkar, S.Sos., M.Si, perwakilan Wali Kota Banda Aceh, serta seluruh anggota Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Aceh dan Kota Banda Aceh.

Dalam sambutannya, Agus menyampaikan bahwa stabilitas inflasi memiliki pengaruh besar terhadap daya beli dan kesejahteraan masyarakat. Menurutnya, GNPIP merupakan langkah konkret dalam mengendalikan inflasi melalui berbagai kegiatan, seperti peresmian Rumah Produksi CAPLI, penyerahan bantuan sarana dan prasarana komoditas pangan, pembagian bibit, capacity building pengolahan tanah, hingga gerakan panen cabai bersama.

“Kegiatan ini bukan hanya seremonial, melainkan bagian nyata dari strategi hulu-hilir dalam pengendalian inflasi pangan — memperkuat produksi lokal, mempersingkat rantai distribusi, meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam urban farming, dan memfasilitasi akses petani ke teknologi serta bahan baku,” ujar Agus.

Agus mengapresiasi kerja keras seluruh anggota TPID dalam menjaga inflasi, namun mengingatkan bahwa posisi inflasi tahunan Aceh hingga Oktober 2025 masih relatif tinggi, yaitu 4,66 persen (yoy). Angka tersebut menempatkan Aceh sebagai provinsi dengan inflasi tertinggi ketiga secara nasional.

“Diperlukan upaya bersama agar inflasi di Aceh dapat kembali berada dalam sasaran 2,5 ± 1 persen,” tambahnya.

Lebih lanjut, Bank Indonesia berkomitmen untuk memperkuat kolaborasi dengan pemerintah daerah, sektor swasta, komunitas, dan lembaga keuangan dalam memperkuat rantai pasokan pangan lokal, diversifikasi produksi, serta penerapan teknologi pertanian modern seperti urban farming dan agroteknologi.

Agus juga menekankan pentingnya pemantauan dan respons cepat terhadap gejolak harga pangan melalui sinergi data dan analisis bersama antara BI, TPID, dan instansi terkait.

“Jika kita terus bergerak bersama dengan visi yang sama, langkah yang selaras, dan komitmen yang kuat, Aceh akan mampu menjaga inflasi pangan tetap rendah dan stabil, memperkuat ketahanan pangan, serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” tutup Agus.

Kegiatan GNPIP Provinsi Aceh 2025 ditutup dengan penyerahan simbolis bantuan sarana produksi dan bibit kepada kelompok tani, serta panen cabai bersama sebagai wujud nyata sinergi pengendalian inflasi daerah.